Jumat 25 Jun 2021 17:03 WIB

Pemanis Buatan Ubah Sifat Bakteri Baik di Usus

Pemanis buatan bisa mengubah bakteri baik menjadi jahat.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Pemanis buatan pengganti gula.
Foto: flickr
Pemanis buatan pengganti gula.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengonsumsi pemanis buatan secara berlebihan bisa memicu sejumlah efek samping. Beberapa di antara dampaknya antara lain masalah gigi, obesitas, diabetes, gangguan pencernaan, dan penyakit kardiovaskular.

Sebuah penelitian baru mengungkap potensi bahaya yang lain. Menurut studi tersebut, pemanis buatan dapat menyebabkan bakteri usus yang sebelumnya sehat menjadi sakit dan berbalik menyerang dinding usus.

Baca Juga

Hasil riset telah diterbitkan dalam International Journal of Molecular Sciences. Studi itu diklaim sebagai yang pertama menunjukkan efek patogen dari pemanis buatan yang banyak digunakan seperti sakarin, sukralosa, dan aspartam.

Efeknya dianalisis pada dua jenis bakteri usus, yaitu Escherichia coli dan Enterococcus faecalis. Penelitian molekuler yang dipimpin oleh akademisi dari Anglia Ruskin University (ARU) itu membuktikan bahwa pemanis buatan dapat membuat bakteri menjadi patogen.  

Ditemukan bahwa bakteri patogen ini dapat menempel, menyerang, dan membunuh sel Caco-2, yang merupakan sel epitel yang melapisi dinding usus. Bakteri E faecalis yang melintasi dinding usus dapat memasuki aliran darah dan berkumpul di kelenjar getah bening, liver, dan limpa, menyebabkan sejumlah infeksi, termasuk septikemia.

Para peneliti memaparkan, konsentrasi pemanis buatan yang setara dengan konsumsi dua kaleng soft drink diet secara signifikan meningkatkan adhesi (gaya tarik menarik) E coli dan E faecalis ke sel Caco-2 usus. Secara berbeda, pemanis jufa meningkatkan pembentukan biofilm.

Bakteri yang tumbuh dalam biofilm menjadi kurang sensitif terhadap pengobatan resistensi antimikroba. Akibatnya, bakteri lebih cenderung mengeluarkan racun dan mengekspresikan faktor virulensi, yang merupakan molekul yang dapat menyebabkan penyakit.

Selain itu, tiga pemanis buatan yang diteliti menyebabkan bakteri patogen usus menyerang sel Caco-2 yang terdapat di dinding usus. Akan tetapi, sakarin diketahui tidak berpengaruh signifikan terhadap invasi bakteri E coli.

Penulis senior studi, Havovi Chichger, menyampaikan bahwa perubahan patogen yang telah diulas dapat menyebabkan bakteri usus menyerang dan menyebabkan kerusakan pada usus. Itu bisa mengarah pada infeksi, sepsis, dan kegagalan multi-organ.

Dosen Senior Ilmu Biomedis di ARU itu menekankan perlunya mengendalikan konsumsi gula maupun pemanis buatan supaya tidak berlebihan. Mengetahui dampak lain dari konsumsinya yang berlebihan akan menjadi langkah antisipatif.

"Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk meningkatkan pengetahuan tentang pemanis versus gula dalam makanan untuk lebih memahami dampaknya terhadap kesehatan," ujar Chichger, dikutip dari laman EurekAlert.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement