REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam upaya menurunkan massa lemak tubuh, olahraga adalah salah satu jalan yang perlu Anda tempuh. Namun ketika berolahraga dan berkeringat, jangan senang dulu, karena mengeluarkan banyak keringat bukan berarti lemak dalam tubuh terbakar sempurna.
“Ini yang terkadang bisa membahayakan, banyak masyarakat yang percaya olahraga itu mesti berkeringat, dan kalau nggak berkeringat belum berolahraga. Padahal jika dilihat dari sisi ilmu gizi pasti tahu, banyak yang turun berat badan setelah olahraga itu bukan karena massa lemaknya yang turun tapi karena dehidrasi,” kata Spesialis Kedokteran Olahraga Slim + Health, Sports Therapy, Dr Michael Triangto, Sabtu (26/6).
Persoalan keringat dan olahraga ini pada akhirnya membuat banyak orang salah kaprah menilai sauna. Menurut Dr Michael, selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa sauna sangat efektif menurunkan berat badan karena bisa membuat seseorang banjir keringat. Padahal, sauna tidak bisa menjadi cara untuk menurunkan berat badan.
“Pada intinya sauna bukan olahraga. Sauna adalah sebagaimana salah satu cara untuk merasa rileks. Itu yang keluar dari tubuh kan keringat, cairan tubuh. Jadi kalau kamu setelah keluar dari chamber turun berat badan 1 kilogram, maka kamu secara bertahap harus menggantinya dengan 1 liter cairan,” kata Dr Michael.
Dia menegaskan bahwa hal-hal seperti ini penting untuk diluruskan. Dengan begitu, setiap individu yang ingin langsing, sehat, memiliki berat badan ideal, tidak malah jatuh sakit karena kekurangan cairan.
Lalu bagaimana cara mengetahui massa lemak dalam tubuh turun? Menurut Dr Michael, cara mengetesnya bisa dilakukan dengan menggunakan alat ukur lemak atau body fat analyzer.