REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Mantan pemain bertahan Timnas Belanda Mario Melchiot menilai kekalahan Tim Oranye dari Republik Ceko pada Senin (28/6) dini hari WIB ini sebagai tamparan. Menurutnya ada ekspetasi terlalu tinggi dari Belanda, dan hal itu malah membuat mereka kalah.
"Kadang itu bisa menjadi sebuah tamparan. Level taktik yang ditunjukkan dalam permainan Ceko sangat beda. Saya selalu bilang timnas Belanda tidak pernah mendapat ujian berarti di lini belakang. Lihat gol-gol yang mereka alami," ungkap Meclhiot dikutip BBC Sport, Senin.
Meclhiot menilai secara taktis Republik Ceko sangat siap. Mereka mampu bermain baik. Level energi yang mereka tampilkan sangat luar biasa. Sebaliknya Belanda, menurut dia, tidak bermain maksimal.
"Mereka tidak bermain seperti Belanda yang kita kenal dan itu karena Ceko memainkan sistem yang sangat sulit untuk ditaklukkan dan Belanda tidak memiliki level energi yang dapat menyaingi itu," kata dia.
Dalam laga yang digelar di Stadion Puskas Arena, Budapest, Senin (28/6) dini hari WIB, Belanda terpaksa bermain dengan 10 orang pemain usai kartu merah yang diterima Matthijs de Ligt pada menit 55. Wasit mengusir bek tengah Juventus itu lantaran dinilai secara sengaja menghentikan laju bola dengan menggunakan tangan.
Ceko pun berhasil memanfaatkan keunggulan jumlah pemain. Pada menit ke-68, atau 13 menit setelah kartu merah De Ligt, Ceko berhasil merobek gawang Belanda melalui sundulan Tomas Holes. Saat laga memasuki 10 menit akhir, Ceko menambah keunggulan lewat sepakan Patrick Schick. Skor 2-0 bertahan hingga akhir pertandingan dan memastikan Ceko lolos ke babak delapan besar Piala Eropa 2020.
Di perempat final, Holes dkk akan bertemu Denmark yang sudah lebih dulu melewati hadangan Wales. Ceko vs Denmark akan dimainkan di Stadion Olimpiade Baku, Baku, Azerbaijan, pada Sabtu (3/7) pekan depan.