REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu gejala yang dialami oleh orang yang terinfeksi virus corona (Covid-19) adalah anosmia atau hilangnya sebagian atau seluruh penciuman. Sebuah penelitian baru menyebutkan mungkin diperlukan waktu hingga satu tahun agar kemampuan penciuman kembali normal setelah terinfeksi penyakit tersebut.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis JAMA, mengatakan anosmia bisa bertahan hingga satu tahun. Para peneliti medis mengatakan, anosmia terkait Covid-19 yang persisten memiliki prognosis (prediksi perkembangan suatu penyakit) yang sangat baik dengan pemulihan yang hampir sempurna dalam 1 tahun.
"Ketika dokter menangani peningkatan jumlah orang dengan sindrom pasca-Covid, data tentang hasil jangka panjang diperlukan untuk prognostik dan konseling yang diinformasikan," kata para peneliti medis dari penelitian tersebut, dilansir di Science Alert, Ahad (27/6).
Untuk penelitian ini, tim peneliti medis menganalisis 97 pasien dengan kehilangan penciuman akut yang berlangsung lebih dari tujuh hari setelah diagnosis positif Covid-19.
Menurut penelitian tersebut, dari 97 peserta, 51 menjalani tes penciuman subyektif dan obyektif. Di sini, mereka disurvei tentang indra penciuman mereka dan dites untuk menguatkan tanggapan mereka.
Sebanyak 51 pasien ini mengikuti survei setiap empat bulan selama setahun untuk menanyakan tentang kemampuan mereka untuk mencium bau. Para peserta menilai indra penciuman mereka pada setiap interval empat bulan.
Pada penilaian empat bulan, sekitar 45 persen dari 51 pasien melaporkan memiliki indra penciuman penuh kembali. Sementara mayoritas, sekitar 53 persen, mengatakan mereka hanya mendapatkan kembali indra penciuman mereka sebagian.
Sedangkan 2 persen sisanya menunjukkan bahwa mereka tidak merasakan perubahan dalam kekuatan penciuman.
Pada interval delapan bulan, sekitar 96 persen dari 51 pasien melaporkan pemulihan penuh. Dua pasien, atau sekitar 4 persen, terus melaporkan penurunan indra penciuman pada penilaian satu tahun.
Penelitian tersebut menyebutkan, sekitar 28 persen dari 46 pasien yang hanya menjalani tes subjektif dari survei itu melaporkan pemulihan yang memuasakan pada penilaian empat bulan. Peserta yang tersisa melaporkan hal yang sama pada penilaian setahun.