REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Israel membuka pabrik daging sintesis, yang diklaim sebagai yang pertama di dunia. Pabrik tersebut dapat memproduksi 500 kilogram produk daging budidaya atau setara 5.000 burger dalam satu hari. Daging ini disebut budidaya karena memang ditumbuhkan di laboratorium.
Menurut laman ZME Science yang dilansir Selasa (29/6), perusahaan biotek Israel di balik proyek itu berharap dapat membawa produk mereka ke rak supermarket pada 2022 mendatang.
Future Meat Technologies, perusahaan tersebut mengklaim daging budidaya menghasilkan 80 persen lebih sedikit emisi rumah kaca. Selain itu, dalam proses produksinya mereka menggunakan 99 persen lebih sedikit lahan.
Proses tersebut juga mengkonsumsi 96 persen lebih sedikit air daripada produksi daging tradisional. Mereka akan memproduksi ayam budidaya, babi, domba dan sapi tanpa menggunakan serum hewan atau modifikasi genetik dan sekitar 20 kali lebih cepat dari pertanian tradisional.
“Pembukaan fasilitas ini menandai langkah besar dalam jalur Future Meat Technologies ke pasar, ” kata CEO Future Meat Technologies Rom Kshuk dalam sebuah pernyataan.
Sebagian besar daging yang dibuat di laboratorium diproduksi dengan dua metodologi, baik menggunakan produk tanaman sebagai titik awalnya atau memulai dengan sel nyata yang diambil dari hewan hidup. Yang terakhir pada dasarnya adalah daging asli yang dikloning dengan sel-sel yang dipelihara dalam bioreaktor dan diberi nutrisi yang sama seperti hewan hidup, yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang biak.
Beberapa startup lain sudah menggunakan pendekatan ini, mengubah sel hewan menjadi bagian yang dapat dimakan. Metode mereka tidak melibatkan modifikasi genetik dan mencakup apa yang digambarkan perusahaan sebagai proses peremajaan media. Di mana menghilangkan produk limbah lebih efisien daripada standar industri saat ini.
Industri daging olahan atau budidaya sedang booming saat ini dan diperkirakan akan mencapai 352,4 juta dolar AS pada 2028 mendatang.
Pendiri perusahaan Yaakov Nahmias mengatakan tujuan mereka adalah membuat daging sintesis terjangkau untuk semua orang. Mereka mengatakan akan memastikan mereka menghasilkan makanan lezat yang sehat dan berkelanjutan.
Populasi global yang diperkirakan akan melampaui sembilan miliar pada tahun 2050. PBB memperkirakan 70 persen lebih banyak makanan akan dibutuhkan pada saat itu untuk memenuhi permintaan populasi yang terus bertambah.
Ini adalah tantangan besar karena keterbatasan sumber daya dan lahan subur. Sementara itu, konsumsi daging terus meningkat, terutama di negara-negara berkembang kelas menengah yang sedang tumbuh. Daging budidaya ini dihadirkan sebagai alternatif berkelanjutan bagi konsumen yang tidak ingin mengurangi konsumsi daging.