REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Anggota militer Amerika Serikat yang disuntik vaksin Covid-19 menunjukkan tingkat peradangan jantung yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, meski kondisi tersebut masih sangat langka. Temuan itu didasarkan pada studi yang dirilis, Selasa (29/6).
Studi itu menemukan bahwa 23 pria yang sebelumnya sehat dengan rata-rata usia 25 tahun mengeluh nyeri dada dalam empat hari usai disuntik vaksin Covid-19. Tingkat insiden, menurut studi, lebih tinggi dari sejumlah perkiraan yang diantisipasi sebelumnya.
Semua pasien, yang pada saat publikasi studi telah sehat atau sembuh dari peradangan otot jantung (miokarditis) menerima baik vaksin buatan Pfizer, BioNTech, ataupun Moderna. Regulator kesehatan AS pekan lalu menambahkan peringatan pada literatur yang menyertai vaksin mRNA itu guna menandai risiko langka peradangan jantung yang terlihat, terutama pada pria muda.
Di lain sisi, mereka menyatakan bahwa manfaat vaksin dalam mencegah Covid-19 masih lebih besar ketimbang risikonya. Studi yang diterbitkan di jurnal medis JAMA Cardiology menuliskan sebanyak 19 pasien merupakan anggota militer aktif yang menerima dosis kedua vaksin.