REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Leon Alvinda Putra mengatakan pertemuan dengan rektorat pada Ahad (27/6) lalu membahas mengenai meme Jokowi: The King of Lip Service. Ia menjelaskan, universitas menanyakan mengenai latar belakang unggahan tersebut.
"Pertemuan tersebut memang cukup dadakan, merespons postingan dan berlangsung sekitar satu jam. Intinya dari rektorat meminta klarifikasi keterangan dasar menaikkan postingan dan propaganda," kata Leon, dihubungi Republika, Rabu (30/6).
Pihak BEM pun menjelaskan secara substantif unggahan tersebut kepada pihak rektorat. Menurut Leon, pihak rektorat pun memahami latar belakang dan dasar BEM mengunggah meme bernada kritikan terhadap Presiden Joko Widodo tersebut.
Leon menambahkan, pihak rektorat kemudian menanyakan apakah BEM bisa menghapus unggahan tersebut dari media sosialnya. "Kemudian menanyakan apakah bisa di-take down? Kami sampaikan bahwa tidak bisa," kata dia lagi.
Lebih lanjut, Leon mengatakan, rektorat akan membahas mengenai isu ini lebih lanjut sesuai dengan peraturan universitas. Namun, hingga saat ini masih belum ada tindak lanjut dari rektorat ataupun kampus mengenai unggahan tersebut.
Sebelumnya, ramai di media sosial meme yang dibuat dan diunggah di akun resmi BEM UI menuliskan Jokowi: The King of Lip Service yang berarti mengatakan Presiden Jokowi adalah orang yang suka mengumbar janji saja. Di akun media sosialnya, BEM UI juga menyoroti janji yang diberikan Jokowi sering kali tidak selaras dengan realita.