Kamis 01 Jul 2021 12:52 WIB

Kelompok Anak yang Dominan Alami MIS-C Saat Kena Covid-19

MIS-C mengusik anak-anak yang positif Covid-19.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Lesi ungu sangat mirip dengan cacar air, campak, atau bengkak akibat kedinginan dihubungkan dengan sindrom peradangan multisistem pada anak yang positif Covid-19.
Foto: Newsflash / Consejo Jenderal De Colegios Ofic
Lesi ungu sangat mirip dengan cacar air, campak, atau bengkak akibat kedinginan dihubungkan dengan sindrom peradangan multisistem pada anak yang positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak-anak yang terinfeksi SARS-CoV-2 berisiko mengembangkan sindrom inflamasi multisistem (MIS-C). Gejala MIS-C termasuk peradangan berbagai organ, yang bisa ditangani, namun dapat juga berakibat fatal.

Sebuah studi dari Children’s National Hospital di Washington DC, Amerika Serikat, menemukan bahwa MIS-C secara tidak proporsional memengaruhi anak-anak kulit hitam dan Latin. Anak kulit hitam, menurut studi tersebut, paling berisiko mengembangkan MIS-C.

Baca Juga

Dilansir laman Medical News Today pada Kamis (1/7), sekitar 49 persen kasus MIS-C pada pasien cilik positif Covid-19 dialami oleh anak berkulit hitam. Sebanyak 45 persen lainnya merupakan anak keturunan latin.

Masih banyak yang harus dipelajari tentang MIS-C, termasuk cara terbaik untuk mengobatinya. Sindrom inflamasi multisistem pada anak-anak (MIS-C) adalah salah satu ancaman paling parah dan membingungkan yang terkait dengan infeksi SARS-CoV-2.

Kondisi yang berpotensi mengancam jiwa ini terutama memengaruhi orang di bawah 21 tahun. Hal ini ditandai dengan peradangan pada jantung, paru, otak, ginjal, mata, kulit, atau organ pencernaan.

MIS-C bisa ditangani jika terdeteksi cukup dini. Namun, ini adalah penyakit eksklusi hingga diagnosisnya menjadi sulit. Apalagi, anak-anak positif Covid-19 yang mengalami MIS-C terkadang tidak menunjukkan gejala, tanpa memperlihatkan tanda-tanda bahwa infeksi telah terjadi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat melaporkan bahwa 3.724 anak di negaranya telah didiagnosis MIS-C pada Mei 2021. Studi ini menemukan bahwa komplikasi jantung, termasuk disfungsi miokard sistolik dan regurgitasi katup, sering terjadi di anak-anak sakit kritis yang mengalami MIS-C.

Studi ini menunjukkan bahwa deteksi dini dan pengobatan standar hampir dapat menghilangkan kematian jangka pendek sebagai akibat dari kondisi tersebut.

Studi ini menemukan pasien MIS-C dengan dan tanpa infeksi aktif. Para peneliti juga menemukan bahwa pasien MIS-C dengan virus yang terdeteksi memiliki viral load lebih rendah daripada anak-anak dengan diagnosis utama Covid-19. Viral load mereka kira-kira sebanding dengan anak-anak dalam kelompok kontrol yang dites positif SARS-CoV-2.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement