REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konektivitas digital semakin menjadi kebutuhan, baik di Indonesia maupun di kancah global. Meski jumlah pengakses internet Indonesia telah mencapai 202,6 juta, penyebarannya belum merata di seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari komitmen HSBC untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan ekonomi digital nasional pekan lalu, HSBC merangkul sindikasi bank internasional untuk mendukung pembiayaan proyek Satelit Republik Indonesia (Satria). Satria merupakan satelit multifungsi nasional perta ma yang diselenggarakan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Satria diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informatika Republik Indonesia untuk menyediakan internet pita lebar (broadband) termasuk akses Wi-Fi gratis, di sekitar 150 ribu titik pelayanan publik. Termasuk sekolah, rumah sakit, dan kantor pemerintahan di daerah terpencil di Indonesia.
Proyek ini merupakan inisiatif dari Pemerintah untuk mengurangi kesenjangan digital dan memenuhi kebutuhan da ing, seiring pandemi Covid-19. President Director PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Adi Rahman Adiwoso mengatakan, di era di gital saat ini, penguatan dan perluasan konektivitas digital akan sangat meningkatkan akses pendidikan serta pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Hal ini juga sekaligus diharapkan akan menurunkan tingkat kesenjangan ekonomi dan infrastruktur. "Dengan proyek Satria, kami berharap dapat membantu ribuan sekolah serta fasilitas pelayanan publik. Juga mem buka akses internet yang setara bagi jutaan masyarakat dari Sabang hing ga Merauke," jelas Adi.
Proyek Satria merupakan proyek swasta pertama di Indonesia yang dibiayai Asian Infrastructure Investment Bank. Pembuatan Satria dilakukan dengan kerja sama dengan pabrik satelit Thales Alenia Space asal Prancis, sedangkan peluncurannya menggunakan roket SpaceX Falcon 9.