REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, menjelaskan tentang berapa lama seseorang yang terinfeksi Covid-19 tetap bisa menularkan virus tersebut kepada orang lain. Dia merujuk pada penelitian Jeroen van Kampen, yaitu konsultan mikrobiologi dan ahli virologi dari Erasmus Medical Center, Belanda.
Berdasarkan penelitian Jeroen van Kampen, studi itu tidak menemukan virus SARS-CoV-2 yang dibiakkan dari sampel saluran napas setelah hari kedelapan sejak timbulnya gejala.
"Waktu rata-rata virus menular adalah delapan hari setelah timbulnya gejala," kata Prof Beri, sapaan akrab Zubairi Djoerban, dilansir di Twitter pribadinya, Sabtu (3/7).
Namun, apakah seseorang bisa menularkan setelah hari kedelapan? Masih merujuk pada penelitian itu, Prof Beri mengatakan, masih ada kemungkinan seseorang yang terinfeksi Covid-19 menularkannya ke orang lain. Namun, persentasenya kurang dari 5 persen, bagi seseorang untuk mengeluarkan atau menularkan atau memproduksi virus, setelah hari ke-15.
Dari 100-an pasien yang diteliti, dia mengatakan penelitian menemukan juga bahwa virus shedding (virus yang masih bisa keluar dari seseorang yang sakit) tetap terjadi hingga hari ke-18 dan ke-20. Masing-masing terjadi pada satu pasien.
Kapan seseorang yang terinfeksi itu bisa sangat menular? Prof Beri mengatakan pekan pertama sakit begitu muncul gejala adalah yang paling menular. "Saat Anda curiga terinfeksi dan gejala muncul, maka segera lakukan isolasi diri," ujarnya.
Seorang penyintas bisa berinteraksi dengan orang lain setelah lewat 10 hari dari gejala pertama, serta tidak ada panas lebih dari 24 jam. Artinya, panas itu tetap tidak ada walaupun tanpa obat penurun panas.
Bagaimana dengan OTG (orang tanpa gejala), kapan mereka menularkan ke orang lain? Prof Beri mengatakan sulit untuk menentukannya. "Sebab yang tanpa gejala, biasanya tidak periksa dan tidak diteliti. Namun menurut studi, OTG terbukti bisa menularkan virus," kata dia.