Selasa 06 Jul 2021 17:52 WIB

Kehilangan Gigi Tingkatkan Risiko Sakit Jantung

Faktor kehilangan gigi menunjukan risiko terkena penyakit jantung lebih tinggi.

Rep: Santi Sopia/ Red: Nora Azizah
Faktor kehilangan gigi menunjukan risiko terkena penyakit jantung lebih tinggi.
Foto: www.freepik.com
Faktor kehilangan gigi menunjukan risiko terkena penyakit jantung lebih tinggi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak dapat disangkal bahwa penyakit jantung harus menjadi perhatian dikarenakan bisa menyerang siapa dan kapan saja. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penyakit jantung menyebabkan sekitar 1 dari 4 kematian di AS, menjadikannya pembunuh nomor satu di negara itu.  Mengetahui tanda risiko pun menjadi penting, sebagai upaya pencegahan.

Kali ini peneliti menemukan faktor kehilangan gigi menunjukan risiko terkena penyakit jantung lebih tinggi. Sebuah studi tahun 2019 yang dipresentasikan di American College of Cardiology Middle East Conference menganalisis risiko penyakit jantung pada orang dewasa yang kehilangan gigi karena alasan non-trauma. 

Baca Juga

Para peneliti mengamati data pada lebih dari 316.500 orang dari AS antara usia 40 dan 79 tahun. Para peneliti menemukan bahwa 13 persen dari semua pasien yang diteliti memiliki penyakit kardiovaskular, tetapi mereka yang melaporkan memiliki setidaknya satu gigi yang hilang memiliki risiko lebih tinggi.

Mereka yang memiliki setidaknya satu gigi yang hilang, tetapi masih memiliki beberapa gigi, lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit kardiovaskular. Bahkan setelah disesuaikan dengan faktor lain seperti indeks massa tubuh, usia, ras, konsumsi alkohol, merokok, diabetes, dan kunjungan ke dokter gigi.

Risiko terkena penyakit jantung paling tinggi di antara mereka yang kehilangan semua gigi. Jika kehilangan semua gigi karena alasan non-trauma, maka orang itu memiliki risiko tertinggi terkena penyakit kardiovaskular. 

Para peneliti menemukan bahwa delapan persen dari peserta penelitian tidak bergigi, artinya mereka tidak memiliki gigi. Persentase dari mereka yang tidak memiliki gigi dan memiliki penyakit kardiovaskular adalah 28 persen, sementara tujuh persen dari peserta yang tidak memiliki gigi yang hilang mengembangkan penyakit kardiovaskular.

"Hasil kami mendukung bahwa ada hubungan antara kesehatan gigi dan kesehatan jantung," kata Hamad Mohammed Qabha, MBBS, penulis utama studi, dilansir laman Best Life, Selasa  (6/7). 

Kepala magang medis dan bedah di Universitas Islam Imam Muhammad Ibn Saud, juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jika gigi seseorang tanggal, mungkin ada masalah kesehatan lain yang mendasarinya. Dokter harus merekomendasikan bahwa orang-orang dalam kelompok ini menerima perawatan kesehatan mulut yang memadai untuk mencegah penyakit yang menyebabkan kehilangan gigi di tempat pertama dan cara mengurangi risiko penyakit kardiovaskular di masa depan.

Ahli mengaitkan hubungan antara gigi yang hilang dan peradangan yang menyebabkan penyakit jantung. Menurut American Dental Association (ADA), kehilangan gigi dapat terjadi karena bentuk penyakit gusi lanjut yang disebut periodontitis. ADA mengatakan bahwa para peneliti menduga bahwa bakteri dan peradangan yang terkait dengan periodontitis dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

"Beberapa penelitian menghubungkan peradangan kronis dari periodontitis dengan perkembangan masalah kardiovaskular. Beberapa bukti menunjukkan bahwa bakteri mulut mungkin terkait dengan penyakit jantung, penyumbatan arteri, dan stroke," jelas ADA.

Salah satu cara terbaik untuk mencegah penyakit jantung adalah dengan mencegah penyakit gusi. Dalam hal kebersihan mulut, cukup menyikat gigi dua kali sehari dan membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi sekali sehari. Tetapi, bahkan jika melakukan kedua hal itu di setiap hari, orang harus tetap waspada terhadap masalah kesehatan mulut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement