Selasa 06 Jul 2021 18:33 WIB

Masa Depan Sektor Pertanian pada Era Digital

Struktur ekonomi Indonesia bisa dipastikan tak banyak berubah selama masa pandemi.

 Pekerja menanam benih padi di sawah di Aceh Besar, Indonesia.
Foto: EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Pekerja menanam benih padi di sawah di Aceh Besar, Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, Kuartal II baru saja usai di penghujung Juni lalu, tentu para pemerhati ekonomi menanti-nanti rilis BPS terkait PDB Q2-2021 yang merupakan indikator pertumbuhan ekonomi nasional terbaru. Bagaimana nasib ekonomi Indonesia dan perkembangan berbagai sektor strategis setelah 1,5 tahun wabah Covid-19 di Tanah Air? Jawaban pertanyaan tersebut menarik untuk dinanti, tetapi jawabannya kurang lebih bisa diprediksi dari sekarang.

Struktur perekonomian Indonesia dari sisi pengeluaran didominasi oleh konsumsi rumah tangga lebih dari separuhnya, karena memiliki populasi yang besar sebagai penggerak utama ekonomi. Tercatat di laporan PDB nasional tahun 2020; kontribusi konsumsi rumah tangga di angka 53,9 persen tak banyak berubah selama 5 tahun terakhir. Bahkan setelah pandemik genap satu tahun pun, di Q1-2021 kontribusi konsumsi rumah tangga tetap bertengger di angka 54,1 persen.

Bisa dikatakan Indonesia lebih tahan krisis berdasarkan PDB pengeluaran konsumsi rumah tangga dibandingkan Singapura. Negara yang hanya berpenduduk 5,7 juta orang tersebut tidak bisa mengandalkan konsumsi sebagai penggerak ekonomi.

Sektor yang selama ini menggerakkan ekonomi Indonesia secara berurutan adalah industri pengolahan, perdagangan, pertanian, lalu konstruksi dan pertambangan sebagai lima sektor terbesar penyumbang PDB nasional. Namun, peringkat ini berubah di masa pandemi Covid-19.

Pertanian menjadi satu-satunya sektor yang masih tumbuh positif di Q1-2021 dengan besaran 3,8 persen secara year on year atau tumbuh 11,2 persen quarter to quarter. Diperkirakan sektor pertanian masih akan tumbuh di PDB Q2-2021 karena ada momentum bulan puasa dan lebaran di Q2 tahun ini yang mendorong konsumsi rumah tangga. Pertanian adalah sektor penghasil bahan baku pangan pokok sedangkan sektor industri pengolahan yang mengubah bahan baku menjadi barang siap konsumsi dan siap pakai.

Struktur ekonomi Indonesia bisa dipastikan tidak akan banyak berubah selama masa pandemi. Perlambatan akan terjadi di sektor industri pengolahan dan perdagangan, tetapi tidak dengan sektor pertanian.

Turunnya daya beli masyarakat tidak akan menurunkan volume konsumsi, tetapi menyebabkan pola konsumsi beralih dari produk premium ke produk pokok dan dasar. Masyarakat tetap membutuhkan pangan untuk konsumsi namun akan berubah perilakunya dengan membeli produk kebutuhan pokok yang lebih terjangkau dan dalam kemasan yang lebih kecil terkait ketatnya arus kas di tingkat rumah tangga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement