Kamis 08 Jul 2021 12:38 WIB

Grup Ilmuwan Top Dunia Tegaskan Corona Bukan Buatan Lab

Kelompok ilmuwan menegaskan virus corona bukan berasal dari kebocoran laboratorium.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi virus corona.
Foto: Pixabay
Ilustrasi virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekelompok pakar virus memastikan bahwa pandemi virus corona hampir pasti berasal dari hewan. Virus ini kemungkinan bermula di pasar satwa liar di China, dan bukan dari kebocoran laboratorium.

Teori tentang kebocoran laboratorium hampir semuanya didasarkan pada kebetulan, bukan bukti kuat. Hal ini diungkapkan kelompok 20 ahli top dari AS, Inggris, Australia, Selandia Baru, dan tempat lain.

Baca Juga

Mereka telah mengikuti diskusi, sampai ke Gedung Putih, tentang kemungkinan asal laboratorium virus, dan bekerja sama untuk menganalisis bukti.

"Saya pikir Anda dapat membuat argumen yang cukup kuat bahwa itu tidak bocor dari laboratorium," Robert Garry, profesor mikrobiologi dan imunologi di Tulane Medical School dan salah satu ilmuwan yang menandatangani makalah itu, dilansir di CNN, Kamis (8/7).

Para ahli memaparkan bukti yang dipublikasikan dalam tinjauan pra-cetak yang diposting online. Penelitian itu ditandatangani oleh beberapa pakar terkemuka dalam virus corona dan genetika virus.

Banyak yang telah melakukan penyelidikan sendiri tentang kemungkinan asal mula virus corona SARS-CoV-2.

"Kami berpendapat bahwa ada bukti ilmiah substansial yang mendukung asal zoonosis (hewan) untuk SARS-CoV-2," tulis mereka.

Para peneliti menjelaskan, saat ini tidak ada bukti bahwa SARS-CoV-2 berasal dari laboratorium. Tidak ada bukti bahwa kasus awal apa pun memiliki hubungan dengan Institut Virologi Wuhan (WIV).

Kecurigaan bahwa SARS-CoV-2 mungkin memiliki asal laboratorium berasal dari kebetulan bahwa pertama kali terdeteksi di kota yang menampung laboratorium virologi utama yang mempelajari virus corona.

Namun, ilmuwan mencatat bahwa tidak mengherankan bahwa virus baru mungkin muncul di Wuhan. Hal ini karena Wuhan adalah kota terbesar di China tengah dengan banyak pasar hewan dan merupakan pusat utama untuk perjalanan dan perdagangan, terhubung dengan baik ke area lain baik di China maupun internasional.

"Hubungan ke Wuhan karena itu lebih mungkin mencerminkan fakta bahwa patogen sering membutuhkan daerah berpenduduk padat untuk berkembang," tambah Garry.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement