Jumat 09 Jul 2021 13:26 WIB

China Sebut Panda tak Lagi Terancam Punah

Jumlah panda di alam bebas kini mencapai 1.800 ekor.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Bayi panda tidur di kandang di Kebun Binatang Berlin, Jerman, 08 Juli 2020. Panda Meng Meng raksasa melahirkan dua bayi panda pada tanggal 31 Agustus 2019, untuk ayah Jiao Qing. Meng Meng dan Jiao Qing dipinjamkan ke Tiongkok selama 15 tahun.
Foto: EPA-EFE/HAYOUNG JEON
Bayi panda tidur di kandang di Kebun Binatang Berlin, Jerman, 08 Juli 2020. Panda Meng Meng raksasa melahirkan dua bayi panda pada tanggal 31 Agustus 2019, untuk ayah Jiao Qing. Meng Meng dan Jiao Qing dipinjamkan ke Tiongkok selama 15 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengatakan panda raksasa tidak lagi masuk kategori terancam punah tapi tetap rentan. Panda keluar dari kategori tersebut setelah jumlahnya di alam bebas mencapai 1.800.

Pakar mengatakan China berhasil menjalankan upaya penyelamatan satwa ikonik itu melalui konservasi jangka panjang termasuk memperluas habitatnya di alam liar. China menjadikan panda sebagai harta nasional tapi juga meminjamkannya ke negara lain sebagai alat diplomasi.

Baca Juga

"Hal ini mencerminkan membaiknya kondisi hidup mereka dan upaya China dalam menjaga habitat mereka tetap terintegrasi," kata Kepala Departemen Konservasi Alam dan Ekologi Kementerian Lingkungan China Cui Shuhong dalam konferensi pers seperti dikutip BBC, Jumat (9/7).

Klasifikasi terbaru ini ditetapkan beberapa tahun setelah organisasi lingkungan hidup International Union for Conservation of Nature (IUCN) menghapus panda dari daftar hewan yang terancam punah. Tahun 2016 IUCN melabelkan ulang satwa itu sebagai hewan 'rentan'.

Namun saat itu pemerintah China menentang keputusan tersebut. Mereka mengatakan label tersebut dapat membuat masyarakat salah paham dalam upaya konservasi dilonggarkan.

Pengumuman yang disampaikan Kementerian Lingkungan Cina pekan ini, pertama kalinya China mengubah status panda ke status yang sama IUCN. Pengguna media sosial China senang dengan berita itu. Mereka mengatakan hal ini 'bukti' upaya konservasi setimpal hasilnya.

"Ini hasil kerja keras selama bertahun-tahun, kerja yang bagus untuk semua konservasionis," tulis seorang pengguna Weibo.

Keberhasilan ini sebagian besar karena upaya China membuat ulang hutan bambu yang menjadi makanan utama panda. Tapi bambu panda dapat kelaparan. Kebun binatang juga berusaha menambah jumlah panda melalui metode penangkaran. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement