Jumat 09 Jul 2021 15:36 WIB

Secapa Jinakkan Corona

Secapa AD kini menjalankan Pembelajaran Tatap Muka.

Siswa Secapaad di Kota Bandung, sedang berlatih.
Foto: Dispenad
Siswa Secapaad di Kota Bandung, sedang berlatih.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kita tidak bisa menunggu hal-hal yang tidak pasti, dan sudah waktunya kita berdamai dengan Covid-19. Pernyataan tegas itu disampaikan Komandan Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), Mayjen TNI Ferry Zein ketika membagikan pengalaman menang melawan Covid-19. Secapa AD terbilang mampu menjinakkan penyebaran Covid-19 meski sempat menjadi klaster terbesar tahun lalu.

Pada 2020, 1.268 orang di Secapa AD terkonfirmasi positif Covid-19. Sebanyak 983 siswa Secapa dan 285 tenaga organik harus menjalani isolasi dengan 17 kasus mendapatkan perawatan di rumah sakit. Walau sebagian besar merupakan orang tanpa gejala (OTG), Kompleks Secapa AD di Bandung, Jawa Barat, pun ditetapkan sebagai zona merah dan diawasi ketat oleh unsur Kodam III/Siliwangi.

Namun setelah mampu melewati masa sulit dengan menjalankan pembelajaran virtual selama 14 hari, kini Secapa AD kembali menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) lantaran saat ini tercatat nol kasus Covid-19 di lembaga tersebut. “Bukan berarti mustahil untuk dilaksanakan pembelajaran tatap muka, pemerintah juga mengatakan bahwa kita harus berdamai atau hidup berdampingan dengan Covid-19. Karena kita menunda sesuatu yang tidak pasti atau sampai kapan akan berakhirnya. Sehingga sekolah harus tetap berjalan,” kata Mayjen Ferry saat menjadi pemateri Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 yang digagas Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan PT Paragon Technology and Innovation, Senin (5/7). Dalam paparan yang dijelaskan secara virtual, Mayjen Ferry mengangkat tema ‘Kisah Sukses Penyelenggaraan Pendidikan Calon perwira TNI AD di Tengah Kecamuk Perang Semesta Melawan Covid-19’.

photo
Petugas medis beraktivitas di ruang perawatan pasien Covid-19 di RS Darurat Covid-19 Secapa AD, Jalan Hegarmanah, Kota Bandung.- (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Mayjen Ferry pun membagikan kisah sukses Secapa AD menjalankan PTM di masa pandemi tanpa khawatir terpapar virus Covid-19. Kunci sukses Secapa AD mampu melewati masa-masa sulit hingga mampu kembali menggelar PTM adalah disiplin terhadap protokol kesehatan. Meski ia mengakui semua itu disokong berbagai persiapan, seperti fasilitas, sarana, prosedur tetap (protap), hingga pengawasan yang ketat terstruktur, dan evaluasi berkelanjutan di lembaga pendidikan perwira TNI AD tersebut.

Ia pun menyakini kesuksesan Secapa AD menjalankan PTM bisa menjadi contoh bagi lembaga pendidikan sipil dalam pembelajaran di era pandemi. Meski sudah mampu menjalankan PTM, ia mengakui penerapan pendidikan PTM di sekolah militer dengan sekolah umum berbeda, sehingga penyelenggaraan sekolah di luar akan sulit mengawasi atau melaksanakan proses belajar mengajar. Mayjen Ferry mengakui tidak mudah menjalankan PTM di masa pandemi.

"Karena memang virus ini semakin canggih dan kecepatan mutasinya semakin tinggi. Sehingga risiko tertular lebih besar di sekolah umum apabila dilaksanakan secara tatap muka,” kata dia.

Proses PTM disampaikan Mayjen Ferry menjadi pilihan utama guna menjamin mutu dan kualitas pendidikan untuk para perwira TNI AD. "Pendidikan di Secapa AD sebagai salah satu pilar pembentukan sumber daya manusia, baik perwiram bintara, tamtama TNI AD, yang profesional. (Pendidikan) harus tetap dapat berjalan di tengah pandemi covid saat ini dengan tetap menjaga kesehatan calon perwira," kata Mayjen Ferry.

Ketika menjalankan sekolah secara daring selama 14 hari, Secapa AD mmengubah metode pembelajaran. Ia berkata, ketika sekolah daring Secapa AD mempersimpel materi dengan tetap menerapkan kurikulum.

"Kami tetap melakukan proses belajar mengajar yang ideal sesuai kurikulum. Keberhasilan Secapa dalam menghentikan (Covid-19) menunjukankan upaya dan program dipersiapkan, dijalankan dan dievaluasi menjadi solusi penyebaran covid," ujar Mayjen Ferry.

photo
Lebih dari 1.200 siswa Secapa AD di Bandung, Jabar, terdeteksi positif Covid-19 pada 2020. Foto: Gerbang masuk Secapa AD. - (Republika/Edi Yusuf)

Kedisiplinan menjadi kunci sukses Secapa melewati masa sulit ketika ditetapkan sebagai zona merah. Tak hanya dari para siswa, upaya pendukung dari Secapa dilakukan demi menjamin kesehatan calon perwira dan tenaga pendidik, seperti penyemprotan disinfektan ke sejumlah fasilitas pendidikan hingga menyiapkan tempat mencuci tangan.

Para tenaga pendidik diwajibkan menggunakan masker, face shield, mencuci tangan sebelum dan sesudah mengajar, hingga membawa hand sanitizer. Ketika jam istirahat para pengajar diminta berjemur dan menghirup udara di luar kelas

Sementara peserta didik wajib melakukan rapid test ketika masuk Secapa serta dilakukan pengecekan suhu badan pada pagi dan malam hari. Bagi peserta didik yang terpapar Covid-19 tanpa gejala akan dibawa ke barak isolasi dan mengikuti kegiatan belajar secara virual, sedangkan yang bergejala dibawa ke RS Darurat Covid-19 Secapa AD.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement