REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fosfin, senyawa Kimia yang ditemukan di awan Venus sempat menjadi tanda tanya ilmuwan. Ilmuwan bertanya-tanya apakah zat ini mengindikasikan potensi kehidupan planet tersebut.
Berdasarkan studi terbaru, ilmuwan mengatakan bahwa fosfin mendukung penemuan ilmiah bahwa adanya ledakan gunung berapi di sana. Menurut para ilmuwan dalam sebuah studi terbaru, fosfin tidak menceritakan tentang biologi Venus, namun sebaliknya geologi planet itu. Vulkanisme adalah sarana bagi fosfin untuk masuk ke atmosfer atas Venus.
Ilmuwan memeriksa data dari Teleskop James Clerk Maxwell berbasis darat dengan panjang gelombang submilimeter di atas Mauna Kea di Hawaii dan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di wilayah utara Chili. Ngoc Truong, salah satu peneliti mengatakan vulkanisme dapat memasok cukup fosfida untuk menghasilkan fosfin.
Zat Kimia menyiratian bahwa fosfin bera sal dari gunung berapi eksplosif di Venus, bukan sumber biologis. Venus memiliki atmosfer tebal dan beracun, yang diisi dengan karbon dioksida dan diselimuti awan tebal asam sulfat kekuningan.
Venus menjadi planet terpanas di tata surya, dengan suhu permukaan sekitar 900 derajat Fahrenheit (475 derajat Celcius). Truong mengatakan jika Venus memiliki fosfida, suatu bentuk fosfor yang ada di mantel terdalam planet dan jika dibawa ke permukaan dengan cara eksplosif, fosfida ini akan bereaksi dengan atmosfer Venus.
“Vulkanisme di Venus tidak selalu mengejutkan. Tetapi model fosfin kami menunjukkan vulkanisme eksplosif terjadi, gambar radar dari pesawat ruang angkasa Magellan pada 1990-an menunjukkan beberapa fitur geologis dapat mendukung ini,” ujar Jonathan Lunine, seorang profesor Ilmu Fisika David C. Duncan dan Departemen Astronomi di Sekolah Tinggi Seni dan Sains, dilansir Tech Explorist, Rabu (14/7).
Pada 1978, misi pengorbit Venus dari Badan Antariksa Amerika (NASA) menemukan variasi sulfur dioksida di atmosfer atas planet itu. Ini mengisyaratkan prospek vulkanisme eksplosif, mirip dengan skala letusan gunung berapi Krakatau di Indonesia pada 1883.
“Ini mengkonfirmasi vulkanisme eksplosif di Venus melalui gas fosfin tidak terduga,” jelas Truong.