Kamis 15 Jul 2021 14:45 WIB

BPPT Buat Inovasi Tes Cepat Antigen BPRO

BPRO sedang dalam tahap registrasi di Kemenkes dan persiapan uji validasi eksternal.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang warga menjalani tes cepat antigen COVID-19 sebelum pemeriksaan kesehatan untuk divaksin saat vaksinasi massal di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (13/7/2021). Kejati Kalimantan Barat menargetkan 2.000 orang di wilayahnya menerima vaksin COVID-19 pada pelaksanaan vaksinasi massal yang digelar dalam rangka memperingati Hari Bakti Adhyaksa ke-61.
Foto: ANTARA/Jessica Helena Wuysang
Seorang warga menjalani tes cepat antigen COVID-19 sebelum pemeriksaan kesehatan untuk divaksin saat vaksinasi massal di Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (13/7/2021). Kejati Kalimantan Barat menargetkan 2.000 orang di wilayahnya menerima vaksin COVID-19 pada pelaksanaan vaksinasi massal yang digelar dalam rangka memperingati Hari Bakti Adhyaksa ke-61.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan COVID-19 (TFRIC-19) membuat sejumlah produk inovasi guna merespons pandemi Covid-19. Diantaranya ialah alat tes cepat antigen dan modifikasi kandungan beras agar lebih sarat manfaat.

TFRIC-19 Next Generation membuat BPRO sebagai tes antigen diagnostik cepat COVID-19, yang dikembangkan bersama antara tim Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan ProLINE Diagnostics.

Baca Juga

"Saat ini BPRO sedang dalam tahap registrasi di Kementerian Kesehatan dan persiapan uji validasi eksternal," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam talkshow bertemakan "Isoman Cerdas, Upaya Efektif Hadapi Gelombang COVID-19" yang digelar secara virtual, Kamis (15/7).

Hamman menerangkan BPPT telah membentuk satuan tugas yang dinamai TFRIC-19 yang bertugas menginisiasi pengembangan solusi multidimensi dengan dukungan peneliti dan perekayasa lintas disiplin, lintas institusi. TFRIC-19 Next Generation di 2021 fokus melakukan lima aksi yakni penguatan kajian keekonomian dan teknologi, penguatan kerja sama, komersialisasi dan media, inovasi teknologi alat kesehatan, inovasi teknologi suplemen kesehatan, serta penguatan data sains dan aplikasi kecerdasan artifisial.

"TFRIC-19 Next Generation berhasil melakukan inovasi teknologi dengan melakukan pengayaan gizi vitamin dan mineral dalam pangan pokok beras," sebut Hammam.

Hammam menyampaikan beras terfortifikasi adalah beras yang di kandungannya bertambah mikronutrien. Tujuannya guna meningkatkan kualitas makanan dan mengurangi masalah kesehatan penduduk.

"Dengan gizi vitamin dan mineral yang terpenuhi, maka diharapkan daya tahan tubuh akan semakin membaik," ujar Hammam.

Hammam mengatakan Kernel Beras Terfortifikasi (Fortified Rice Kernel) yaitu kernel beras yang diperkaya dengan premiks vitamin A, B1, B3, B6, B9, dan B12. Beras ini diproduksi lewat teknologi ekstrusi dengan menggunakan bahan baku lokal.

Bekerja sama dengan mitra Perum Badan Urusan Logistik, Kernel Beras Terfortifikasi akan didistribusikan dan dipasarkan dalam bentuk sachet suplemen dan juga beras FORTIVIT, yang merupakan campuran antara Kernel Beras Terfortifikasi dengan beras premium dengan rasio pencampuran 1:100.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement