REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) Kemendikbudristek Hasan Chabibie mengatakan konten di portal Rumah Belajar dibuat lebih bervariasi. Hal ini untuk menghindari rasa bosan yang muncul selama para murid melakukan pembelajaran dari rumah.
"Salah satu problem besar kita dalam PJJ kemarin, bagaimana mengatasi rasa bosan. Makanya, variasi konten semakin diperbanyak oleh kawan-kawan pengelola, apakah itu Kemendikbud, atau bapak ibu guru," kata Hasan, dalam webinar 10 Tahun Rumah Belajar, Kamis (15/7).
Rumah Belajar selama pandemi mengalami peningkatan anggota baru. Pada tahun 2020, diperkirakan hampir 10 juta anggota baru mendaftar untuk memanfaatkan konten pembelajaran di Rumah Belajar.
Hasan mengatakan Rumah Belajar memang telah digunakan oleh berbagai macam pemangku kepentingan pendidikan. Namun, peran guru tetap sangat penting untuk menyampaikan konten-konten pembelajaran yang terdapat di portal tersebut.
Menurut dia, Rumah Belajar tidak bisa berdiri sendiri tanpa guru-guru yang bisa menyampaikan materi dengan baik. "Karena kita sangat menyadari betul, bahwa dalam pendidikan guru itu merupakan komponen utama yang tidak bisa digantikan oleh siapapun juga," kata Hasan menambahkan.
Guru yang baik akan lebih kuat jika diiringi dengan peralatan dan perlengkapan mengajar yang mumpuni. Teknologi menarik dibutuhkan sehingga mereka bisa lebih mudah mengakselerasi kualitas pembelajaran. Akhirnya, pembelajaran yang menyenangkan bisa dilakukan.
Hasan mengatakan, Pusdatin Kemendikbudristek akan terus-menerus menyempurnakan dan mengintegrasikan Rumah Belajar dengan platform digital lain yang dikembangkan Kemendikbudristek. Pada tahun 2020-2024 beberapa faktor diharapkan mampu memaksimalkan teknologi sebagai sarana e-administrasi dan e-pembelajaran.
"Rumah belajar akan terus berinovasi dan berintegrasi dengan platform yang akan dikembangkan oleh Kemendikbudristek dan kita harapkan mampu memberikan manfaat yang lebih dan menyalakan api belajar," ujar dia.