REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Cissy B. Kartasasmita mengatakan bahwa pneumococcal conjugate vaccine (PVC) boleh diberikan berbarangen dengan vaksin lain, terutama pada masa pandemi Covid-19 sekarang ini. PVC merupakan vaksin yang berisi protein konjugasi untuk mencegah anak terkena pneumonia.
Cissy menyebutkan, ada banyak vaksin lain yang boleh diberikan bersamaan dengan PCV. Sebut saja difteri, tetanus, pertusis (DTP), Haemophilus influenza type b (HIb), dan inactivated poliomyelitis vaccine (IPV) alias vaksin polio.
Di samping itu, vaksin hepatitis B, meningococcal serogroup C, MMR, dan varicella, serta tt-conjugated meningococcal polysaccharide serogroups A, C, W, dan Y juga dapat diberikan berbarengan dengan PVC. Sejak tahun 2020, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian PCV diberikan saat anak berusiadua, empat, dan enam bulan dengan booster pada umur 12-15 bulan.
Andaikan anak belum mendapatkannya pada usia tujuh hingga 12 bulan, PCV diberikan sebanyak dua kali dengan minimal jarak satu bulan. "Booster diberikan setelah anak berumur 12 bulan dengan jarak minimal dua bulan dari dosis sebelumnya," tutur Cissy dalam sebuah webinar kesehatan, Kamis.
Jika anak belum juga divaksinasi dengan PCV pada usia satu hingga dua tahun, pemberiannya menjadi dua kali dengan jarak dua bulan. Lalu, jika belum diberikan pada anak berusia dua hingga lima tahun, PCV10 diberikan sebanyak dua kali dengan jarak dua bulan lalu PCV13 sebanyak satu kali.
Di sisi lain, vaksin PCV ternyata tak hanya bisa membantu mencegah anak terkena pneumonia, tetapi juga penyakit lain, seperti meningitis dan radang telinga. Soal efek samping, menurut Cissy, sama seperti vaksin lain, yakni nyeri di tempat suntikan, demam, atau anak rewel yang mudah hilang dan tidak membutuhkan pengobatan.
Tetapi kalaupun orang tua ingin memberikan pengobatan untuk mengatasi efek ini, maka dibolehkan.
Penyebab dan gejala pneumonia...