REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis kejiwaan dr Lahargo Kembaren SpKJ menyebut, orang-orang yang mengalami sakit jiwa, ada yang menyadari bahwa dirinya sakit. Sebaliknya, ada pula yang tidak.
"Kemampuan seseorang untuk menyadari bahwa dia sakit disebut insight atau tilikan," kata Lahargo kepada Republika.co.id, dikutip Sabtu (17/7).
Lahargo menuturkan, tilikan tersebut memiliki banyak derajat. Kategorinya dimulai derajat satu sampai dengan derajat lima.
Pada derajat satu, seseorang yang sakit benar-benar tak memiliki kemampuan untuk menilai bahwa ada yang salah tentang dirinya. Pengidap gangguan kejiwaan derajat dua kadang-kadang merasa ada salah tentang dirinya.
"Tapi di waktu yang sama dia menyatakan 'saya baik-baik saja'," ujar Lahargo.
Derajat tiga, menurut Lahargo, seseorang yang sakit sekadar merasa ada gangguan dengan dirinya, namun menyalahkan sesuatu di luar dirinya yang menyebabkan munculnya gangguan kejiwaan. Lalu, derajat empat dialami oleh orang yang menyadari ada sesuatu gangguan dan mengetahui kenapa dia seperti itu, hanya saja dia tak mencari pertolongan atau terapi secara optimal.
Sementata derajat lima adalah derajat paling tinggi. Di mana seseorang menyadari bahwa dia memang mengalami suatu gangguan dan membutuhkan pertolongan kemudian mencari dan mengikuti terapi dan pertolongan yang diberikan kepadanya.
"Pada mereka yang masih akut, yang belum mendapatkan suatu edukasi yang baik, umumnya tilikannya memang masih rendah sekali sehingga dia tidak menyadari bahwa ada yang salah tentang dirinya," kata Lahargo.