Sabtu 17 Jul 2021 14:51 WIB

Sejarah Rukun Tetangga dan Rukun Warga

siapa sebenarnya yang mendirikan RT dan RW?

Warga memasak makanan yang akan diberikan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri di zona merah COVID-19 RT 006 RW 03, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (22/6). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbarui data zona pengendalian virus Corona di tingkat rukun tetangga (RT) se-Ibu Kota.  Pemprov menetapkan 10 RT sebagai zona merah Covid-19.  10 RT tersebut tersebar di Jakarta Pusat satu RT, Jakarta Timur tiga RT , Jakarta Barat tiga RT dan Jakarta Selatan tiga RT.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Warga memasak makanan yang akan diberikan kepada warga yang menjalani isolasi mandiri di zona merah COVID-19 RT 006 RW 03, Petogogan, Kebayoran Baru, Jakarta, Selasa (22/6). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperbarui data zona pengendalian virus Corona di tingkat rukun tetangga (RT) se-Ibu Kota. Pemprov menetapkan 10 RT sebagai zona merah Covid-19. 10 RT tersebut tersebar di Jakarta Pusat satu RT, Jakarta Timur tiga RT , Jakarta Barat tiga RT dan Jakarta Selatan tiga RT.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh:  Jaya Suprana, Budayawan, Penggagas Rekor MURI, Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan

 Naskah 'KISAH SUKSES WARGA MELAWAN CORONA' tertanggal  14 Juli 2021 ternyata memperoleh banyak tanggapan. Mayoritas tertawa akibat geli atau marah-marah akibat jengkel terhadap kisah fiktif konser amal untuk para korban Corona mengundang grup band kondang dan Rhoma Irama sehingga tanpa disengaja mendiskreditkan gigi Rhoma Irama.

Namun ada pula yang secara positif menanggapi inti makna kisah sukses warga melawan Corona yaitu RT dan RW.  

PILAR UTAMA 

Misalnya deputi kemenko PMK, Ir. Nyoman Shuida M.Sc menegaskan bahwa sangat sependapat penanganan pagebluk Corona memang seharusnya diletakkan pada sistem pemerintahan terbawah yakni RW dan RT. Satgas Covid yang perlu diperkuat dan full supported adalah satgas Covid yang berada secara berjenjang di RT dan RW, karena yang mengenal dan dekat warganya adalah ketua RT/RW setindaknya ketua lingkungan.

Ketua RT juga dipilih hasil pemilihan yang cerdas, representatif dan demokratis, demikian juga PPKM Mikro seharusnya adalah di level Mikro yakni RT. 

Pendek kata pak Nyoman tegas mengakui bahwa RT dan RW memang merupakan soko guru pilar utama pendukung mekanisme sistem kepemerintahan Republik Indonesia. 

SEJARAH

Lain halnya mahaguru kombinatorika saya DR. Kiki Ariyanti Sugeng lebih asyik menyoroti aspek sejarah maka menanyakan siapa sebenarnya yang mendirikan RT dan RW.

Akibat tidak tahu siapa yang mendirikan RT dan RW maka saya kalang kabut main duga ke sana ke mari demi mencari siapa gerangan yang mendirikan RT dan RW mulai dari Mendagri jaman Orba sampai ke Menteri Entah Apa jaman Orla.

Ternyata dugaan asal duga saya sama sekali tidak berkenan bagi Doktor Kiki sehingga beliau langsung memilih konsultasi dengan mbah Google. Ternyata gayung bersambut sebab mbah Google tanpa ragu langsung bilang bahwa Pemerintah Militer Jepang yang menduduki kawasan Nusantara (Indonesia saat itu) memperkenalkan sistem tata pemerintahan baru yang disebut Tonarigumi (Rukun Tetangga, RT) dan Azzazyokai (Rukun Kampung, RK/sekarang RW).

Setelah saya menimpali bahwa RT dan RW sebagai pengejawantahan semangat kebersamaan alias Gemeinschaft merupakan akar kemasyarakatan alias Gesselschaft di persada Nusantara tercinta ini .

Langsung Doktor Kiki lanjut berkomplot dengan mbah Google demi mengungguli timpalan saya. Beliau sepakat memaklumatkan pernyataan bersemangat mengenai kebanggaan nasional bahwa bangsa Indonesia memiliki istilah tidak kalah keren ketimbang bangsa Jerman yaitu:paguyuban dan patembayan.

MERDEKA ! 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement