Sabtu 17 Jul 2021 18:10 WIB

Kemendikbudristek Perkuat Ekosistem Kewirausahaan

Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan sendiri akan disalurkan kepada institusi.

Entrepreneur muda (ilustrasi).
Foto: ist
Entrepreneur muda (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Memastikan lulusan dapat terserap di dunia kerja dan memiliki kompetensi yang relevan merupakan salah satu tugas pendidikan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi (PTPPV). Kendati demikian, di zaman yang serba dinamis saat ini, pendidikan tinggi vokasi juga harus mampu melahirkan lulusan yang adaptif dan mampu melihat peluang usaha. Mereka nantinya dapat menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan yang mampu menciptakan lapangan kerja bagi lingkungannya. 

Menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa selama menempuh studi tentunya membutuhkan komitmen dari setiap PTPPV. Selama ini, kewirausahaan selalu masuk ke dalam mata kuliah di sebagian besar perguruan tinggi vokasi. Namun, nyatanya hal tersebut belum cukup untuk menggali kemampuan dan potensi mahasiswa dalam berwirausaha. 

Hal ini yang kemudian menjadi dasar bagi Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk meluncurkan Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan bagi seluruh Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi di Tanah Air.

Pengamat pendidikan vokasi sekaligus tim Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan Kemendikbudristek, Heddy R. Agah menyebut, faktor internal dan eksternal di kampus mempengaruhi terbangunnya ekosistem kewirausahaan yang ideal. Faktor internal yang belum mendukung antara lain adalah proses pelatihan dan pematangan minat dan potensi mahasiswa mengarahkan kemampuan sebagai wirausaha. Sedangkan faktor eksternal berkaitan erat dengan dukungan dari jaringan memadai yang mampu memjembatani dan memberi akses kepada dunia usaha dan dunia industry (DUDI), termasuk lembaga permodalan.

“Sehingga belum terbangunnya dan diterapkannya ekosistem kewirausahaan pada pendidikan tinggi vokasi, baik sebagai basis pengetahuan maupun keterampilan dalam bentuk hard skill maupun soft skill.  Kondisi tersebut pada kondisi tertentu dapat berdampak kepada kemauan dan kemampuan mahasiswa atau lulusan untuk berwirausaha,” kata dia, Sabtu (17/7).

Lebih lanjut, Heddy menjelaskan, pendidikan vokasi memiliki pola pembelajaran yang khasm, yakni terletak pada pemberian kemampuan dan keterampilan dengan konsep hands-on experience kepada peserta didik. Oleh sebab itu, penguatan kewirausahaan juga harus disesuaikan dengan prinsip tersebut.

“Untuk mengantarkan mahasiswanya kelak menjadi wirausahawan, pendekatan keterampilan dengan memberikan praktik bisnis menjadi filosofi dasarnya. Kesamaan suasana pendidikan vokasi pada proses pembelajaran dan pendidikan kewirausahaan dikembangkan secara kondusif dan saling komplementer,” kata Heddy.

Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan akan memberikan dukungan berupa pendanaan kepada PTPPV untuk merancang program dan aktivitas kewirausahaan yang komprehensif, terstruktur, dan terintegrasi dengan pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan minat dan keinginan dari mahasiswa vokasi menjadi seorang wirausahawan. Koordinator Kemitraan dan Penyelarasan PTVP Mitras DUDI, Agus Susilohadi menambahkan, di zaman yang serba dinamis ini, mahasiswa vokasi perlu menanamkan pola pikir bahwa selain terserap di DUDI, berwirausaha juga dapat menjadi pilihan karier setelah lulus studi.

“Jalan untuk menempuh karier dan mengimplementasikan ilmu yang didapat agar bisa memberi manfaat sangatlah banyak, salah satunya adalah menjadi seorang wirausahawan. Sebagai insan vokasi yang kreatif dan adaptif, tantangan di masa pandemi yang kira hadapi saat ini justru merupakan peluang yang bisa dijadikan titik tolak bagi lulusan vokasi untuk melakukan perubahan di jalur kewirausahaan,” ucap Agus.

Program Penguatan Ekosistem Kewirausahaan sendiri akan disalurkan kepada institusi, bukan untuk perorangan. Agus menegaskan, PTPPV diimbau memanfaatkan peluang untuk berpartisipasi pada program tersebut, Pendaftaran program dan pengajuan proposal sendiri saat ini masih dibuka sampai tanggal 18 Juli 2021.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement