Ahad 18 Jul 2021 04:04 WIB

Mahasiswa UMM Bantu Kembangkan Wisata di Kajoetangan

Mahasiswa UMM menilai branding tempat wisata wajib diperhatikan di saat pandemi

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Kajoetangan Malang melangsungkan agenda Pengembangan Pariwisata Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang.
Foto: dok. Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Kajoetangan Malang melangsungkan agenda Pengembangan Pariwisata Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampoeng Kajoetangan Malang melangsungkan agenda Pengembangan Pariwisata Kampoeng Heritage Kajoetangan Malang pada 10 hingga 11 Juli lalu. Agenda forum yang juga mengundang pihak internal kampung dan beberapa pemateri ahli ini juga disingkat dengan PPKM.

Pada hari pertama, diskusi membahas terkait rekonsolidasi dan penguatan komunikasi internal Kampoeng Heritage Kajoetangan. Sekjen East Java Ecotourism Forum, Tri Sulihanto menjelaskan, akan pentingnya perencanaan pariwisata yang terukur. Selain itu, juga harus bisa sustainable dan memiliki kelembagaan yang baik untuk menunjang pengelolaan wisata terkait.

Dalam menjalankan pariwisata perlu adanya Kelompok Kerja Lokal Pariwisata (KKLP). "Ini nantinya menjadi wadah koordinasi dan komunikasi pemangku kepentingan di desa atau destinasi wisata,” ucap Founder Malang Travelista tersebut.

Pada kegiatan diskusi tersebut, peserta kegiatan juga sepakat bahwa pariwisata menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan kesejahteraan warga. Lebih penting lagi, demi melindungi warisan sejarah yang ada di Kampoeng Heritage Kajoetangan itu.

Mereka juga merasa bahwa partisipasi masyarakat juga penting mengingat kegiatan pariwisata berbasis masyarakat menggunakan aset publik dalam pelaksanaannya. 

Sementara itu, pada hari kedua agenda ini mengkaji terkait strategi branding pariwisata di tengah pandemi. Tema ini diangkat melihat keadaan pariwisata yang dihentikan selama beberapa waktu. 

Arum Martikasari yang didapuk menjadi pemateri mengatakan bahwa branding tempat wisata di tengah pandemi adalah hal yang perlu diperhatikan. "Hal itu tidak lepas dari kunjungan wisata yang menurun akibat pembatasan," katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Sabtu (17/7).

Menurut Arum, terdapat empat syarat utama untuk mengembangkan pariwisata. Mulai dari attraction (atraksi), accessibility (akses), amenity (fasilitas khusus) hingga ancillary (pelayanan tambahan). Penggalian warisan yang ada di lokasi wisata juga bisa menjadi daya tarik tersendiri sehingga para pengunjung akan merasakan pengalaman yang tidak terlupakan.

“Pasti ada berbagai warisan yang ada di lokasi Kampoeng Heritage Kajoetangan. Maka perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk bisa memberi kesan yang baik,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Pokdarwis Divisi UMKM, Sri Arniati merasa puas dengan kegiatan yang diinisiasi oleh mahasiswa UMM tersebut. Ia juga menilai Kampoeng Heritage Kajoetangan telah memiliki keempat pilar tersebut. Hal ini hanya perlu bagaimana mengelolanya dengan manajemen yang baik serta melibatkan warga masyarakat sehingga mampu memanfaatkan budaya lokal yang tersedia.

Tim CAC.Co dari Ilmu Komunikasi UMM ini berharap kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturahmi sekaligus wadah komunikasi guna memaksimalkan branding wisata Kampoeng Heritage Kajoetangan. "Harapannya kampung ini bisa menjadi pariwisata berkelanjutan yang sukses," kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement