REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengidolakan seseorang adalah hal yang lazim bagi anak, terutama usia remaja. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, memahami hal tersebut.
Namun, dia mengimbau anak untuk bijak mencerna konten dari idolanya. Penting juga bagi anak dan remaja untuk mempertahankan sopan santun ketika berinteraksi dunia maya.
Anak-anak diajak tidak berkata-kata kasar di media sosial dan melakukan perundungan siber. "Apa yang kalian katakan dan sebarkan di media sosial, dampaknya akan terasa di dunia nyata," kata Bintang, saat Festival AMAN Hari Anak Nasional 2021, Ahad (18/7).
Bintang mengingatkan agar anak Indonesia pintar saat menggunakan media sosial. Penggunaan internet, gawai, dan perangkat teknologi informasi lainnya menjadi semakin wajar ketika pandemi Covid-19 melanda karena hampir seluruh kegiatan harus dilakukan dari rumah, termasuk juga untuk sekolah.
"Agar kalian tidak terjebak sisi buruk (dunia maya), kalian harus menjadi pengguna yang pintar dan bijaksana," ujarnya.
Dia mengatakan, akses anak terhadap berbagai fasilitas internet dan media sosial harus dijaga demi mendapatkan informasi dan pengetahuan. Perkembangan teknologi menawarkan kesempatan yang besar untuk anak, yaitu mengakses informasi dan pengetahuan."Kenyataannya, hak anak untuk mengakses informasi yang sesuai dengann usianya demi tumbuh kembang yang berkualitas adalah satu perwujudan dari hak asasi," kata Bintang.
Pesatnya perkembangan internet dan teknologi dibarengi dengan risikonya, seperti penyebaran hoaks, penipuan, perundungan siber, penyalahgunaan data pribadi pengguna media sosial, hingga eksploitasi anak yang bisa berujung pada pornografi dan eksploitasi seksual. Dia meminta anak-anak mencari sumber berita yang aktual dan bisa dipertanggungjawabkan, misalnya dari akun media sosial milik lembaga pemerintahan. Jika menemukan hal-hal yang mencurigakan di media sosial, Bintang meminta anak melapor ke orang tua atau guru mereka.