REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Pemerintah Norwegia menuduh adanya upaya dari peretas asal China dalam kasus pelanggaran akun email yang terkait dengan parlemen negara itu. Disebutkan bahwa eksploitasi kerentanan terjadi di server Exchange Microsoft.
Parlemen Norwegia mengatakan bahwa sistem email telah dilanggar sebagai bagian dari insiden di server tersebut. Ditegaskan bahwa apa yang terjadi sangat serius, yang mempengaruhi lembaga demokrasi terpenting negara.
“Menyusul penilaian intelijen yang terperinci, kami berpandangan bahwa kerentanan telah dieksploitasi oleh aktor yang beroperasi di luar China,” ujar Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soreide dałam sebuah pernyataan, dilansir Ani News, Selasa (20/1).
Soreide mengatakan bahwa Kedutaan Besar China telah dihubungi untuk membicarakan masalah ini secara langsung. Pernyataan tentang dugaan kasus ini datang saat Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara Barat secara resmi menyalahkan China atas peretasan besar-besaran perangkat lunak server email Microsoft Exchange.
Saat itu, AS dan negara-negara Barat menegaskan bahwa peretas kriminal yang terkait dengan pemerintah China telah melakukan ransomware dan operasi dunia maya terlarang lainnya. Soreide kemudian menyebut bahwa ada peran China, seperti yang disebutkan.
"Kami mengharapkan China untuk menangani masalah ini dengan serius, dan untuk memastikan bahwa insiden seperti ini tidak terulang," jelas Soreide.
Soreide mengatakan China tidak boleh membiarkan aktivitas siber jahat seperti itu terjadi. Ini bertentangan dengan norma-norma perilaku negara yang bertanggung jawab yang didukung oleh semua Negara Anggota PBB.
Kasus yang menjadi bagian dari kerentanan Microsoft Exchange Server bukanlah insiden peretasan pertama yang menimpa Pemerintah Norwegia. Sebelumnya, insiden serupa terjadi pada tahun lalu.