REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak dua pertiga dari populasi India dilaporkan telah memiliki antibodi Covid-19. Hal itu merujuk pada sebuah survei serum darah nasional keempat India atau dikenal sebagai survei sero.
Survei yang meneliti prevalensi antibodi Covid-19 baik melalui infeksi atau vaksinasi, menemukan bahwa 67,6 persen dari 1,3 miliar populasi India memiliki antibodi Covid-19. Survei tersebut juga menunjukkan lambatnya program vaksinasi di India. Dari mereka yang disurvei, 62,2 persen belum divaksinasi, 24,8 persen baru mendapat satu dosis, dan 13 persen telah divaksinasi lengkap.
Hasil survei ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari survei terakhir pada Desember-Januari, dimana hanya 24 persen dari populasi yang memiliki antibodi. Survei baru-baru ini dilakukan pada pekan terakhir Juni dan awal Juli, tepat ketika gelombang kedua telah mereda, dan melibatkan hampir 29 ribu orang di seluruh India.
“Temuan ini jelas menunjukkan bahwa ada secercah harapan, tetapi tidak ada ruang untuk berpuas diri,” kata Direktur Jenderal Dewan Penelitian Medis India, Balram Bhargava, seperti dilansir dari The Guardian, Rabu (21/7).
Bhargava memperingatkan bahwa masih ada sekitar 400 juta warga India yang belum memiliki antibodi, sehingga rentan terhadap gelombang ketiga yang diprediksi para ahli akan melanda India dalam beberapa bulan ke depan. Di negara bagian seperti Kerala dan Assam, telah terjadi lonjakan kasus yang parah dalam beberapa hari terakhir.
Dalam survei sero itu, kelompok usia dengan prevalensi tertinggi adalah kelompok 45-60, dimana lebih dari 77 persen memiliki antibodi Covid-19. Sementara 66 persen dari mereka yang berusia antara 18 dan 44 ditemukan memiliki antibodi.
Tingginya prevalensi antibodi terutama disebabkan oleh gelombang kedua yang mematikan yang melanda India pada bulan April. Virus menyebar ke berbagai daerah baik perkotaan maupun pedesaan, hingga membuat rumah sakit kolaps.
Sebelum gelombang kedua menghantam India, pemerintah India dianggap teledor karena telah melonggarkan protokol kesehatan Covid-19 dan mengizinkan festival keagamaan Kumbh Mela digelar. Acara yang dihadiri ribuan umat Hindu itu diduga menjadi pemicu peningkatan kasus Covid-19.