REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia kembali melonjak, setelah sebelumnya sempat menunjukkan tren penurunan. Peningkatan ini dipengaruhi oleh kemunculan varian delta yang lebih mudah menular.
Untuk menanggulangi risiko penularan yang lebih tinggi ini, mantan komisaris Food and Drug Administration (FDA) Scott Gottlieb MD menilai penggunaan masker memegang peranan penting. Gottlieb mengatakan tak cukup bila masyarakat menggunakan masker tanpa standar.
Gottlieb menilai masyarakat perlu menggunakan masker yang berkualitas tinggi. Bahkan, Gottlieb menganjurkan penggunaan masker N95 untuk individu-individu yang rentan dan tinggal di wilayah dengan kasus varian delta yang tinggi. Akan tetapi, anjuran penggunaan masker N95 untuk masyarakat umum ini hanya berlaku bila pasokan N95 untuk tenaga medis di wilayah tersebut sudah tercukupi.
"Kualitas masker akan membuat perubahan terhadap varian yang menyebar lebih agresif seperti yang dilakukan varian delta," pungkas Gottlieb, seperti dilansir BestLife, Rabu (21/7).
Bila menggunakan masker medis biasa, Gottlieb juga menganjurkan penggunaan satu lapis masker kain tambahan. Anjuran penggunaan masker double dan berkualitas ini juga berlaku untuk individu yang sudah menerima vaksin Covid-19 lengkap.
Dokter bedah umum Vivek Murthy menambahkan, kepatuhan akan penggunaan masker yang berkualitas baik semakin penting dipatuhi di area-area dengan tingkat vaksinasi yang rendah. Wilayah lain yang juga perlu lebih meningkatkan kepatuhan terkait penggunaan masker adalah wilayah yang mengalami peningkatan kasus.
"Sangat beralasan bagi wilayah-wilayah itu untuk mengambil tindakan mitigasi yang lebih banyak," papar Murthy.
Terkait varian delta, studi terbaru menemukan pasien Covid-19 dengan terinfeksi varian delta memiliki viral load atau banyaknya virus hingga 1.260 kali lebih tinggi dibandingkan viral load yang ditemukan pada pasien-pasien Covid-19 lainnya.
Gottlieb mengatakan penyebaran varian delta yang terus berlangsung dan sifatnya yang sangat menular dapat memunculkan konsekuensi serius. Salah satunya adalah risiko perawatan di rumah sakit.
Kabar baiknya, vaksinasi dapat membantu menurunkan risiko gejala berat dan rawat inap akibat Covid-19. Vaksin Covid-19 Pfizer misalnya, memiliki efektivitas 96 persen dalam menurunkan risiko rawat inap akibat infeksi varian delta menurut sebuah studi di Inggris.
"(Meskipun individu yang divaksinasi terkena Covid-19) kemungkinan kasusnya adalah infeksi ringan atau tak bergejala," ujar Murthy.