Senin 26 Jul 2021 13:25 WIB

Ilmuwan Deteksi Proses Terbentuknya Bulan di Eksoplanet

Ilmuwan melihat proses terbentuknya bulan di planet mirip Jupiter.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Dwi Murdaningsih
Eksoplanet. ilustrasi
Foto: EPA-EFE/ESO/L. Calcada
Eksoplanet. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Para ilmuwan berhasil melihat dan mengidentifikasi lebih jelas piringan gas dan debu yang mengelilingi planet mirip Jupiter di luar tata surya yang akhirnya membentuk bulan. Penemuan ini menjadi menarik dan penting, mengingat bisa membantu mengungkap bagaimana planet dan bulan bisa terbentuk

"Pengamatan ini unik dan telah lama ditunggu-tunggu, untuk menguji teori pembentukan planet dan mengamati langsung kelahiran planet dan satelitnya," kata astronom dan pemimpin studi Myriam Benisty dari Universitas Grenoble, dikutip daily sabah, Senin (26/7).

Baca Juga

Dalam studi yang terbit Kamis kemarin di Astrophysical Journal Letters itu, para peneliti menggunakan observatorium ALMA di gurun Atacama, Chile, untuk mendeteksi piringan materi berputar yang terakumulasi di sekitar salah satu dari dua planet yang baru lahir. Planet itu, tampak mengorbit bintang muda, dengan letak relatif dekat, 370 tahun cahaya dari Bumi. Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam setahun, sekitar 9,5 triliun kilometer (5,9 triliun mil).

Menurut para peneliti, penemuan itu disebut piringan circum planetary, yang akhirnya menciptakan bulan. Penemuan itu, lanjut peneliti, menawarkan pemahaman yang lebih dalam tentang pembentukan planet dan bulan.

Hingga kini, memang ada lebih dari 4.400 planet telah ditemukan di luar tata surya kita, yang disebut eksoplanet. Tetapi, tidak ada piringan circum planetary yang ditemukan sampai sekarang karena semua eksoplanet diketahui berada di tata surya yang "matang" dan berkembang sepenuhnya.

Rekan penulis studi Stefano Facchini dari European Southern Observatory mengatakan di tata surya kita, Saturnus merupakan peninggalan piringan pembentuk bulan purba. Lebih dari 80 bulan mengorbit Saturnus.

Planet yang baru ditemukan itu, bintang berwarna oranye PDS 70. Massanya kira-kira sama dengan matahari, berusia sekitar 5 juta tahun. Satu dari dua planet ini bahkan lebih muda, meskipun keduanya mirip dan lebih besar dibanding Jupiter.

"Kedua planet masih dalam masa mudanya," kata Facchini.

Dikatakan, piringan di sekitar PDS 70 c, dengan diameter kira-kira sama dengan jarak Bumi ke Matahari, memiliki massa yang cukup untuk menghasilkan hingga tiga bulan seukuran bulan Bumi. Namun, masih tidak jelas berapa banyak Bulan yang akan terbentuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement