REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaturan pola makan yang baik bisa mengurangi risiko penyakit jantung. Penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Cardiology menganjurkan beberapa alternatifnya.
Menurut studi tersebut, memerhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi merupakan pedoman utama. Sementara, aneka makronutrien (lemak, karbohidrat, atau protein) yang dominan pada pengaturan pola makan alias diet sama-sama efektif asal memenuhi prinsip.
Artinya, tidak masalah hendak memilih diet kaya lemak tak jenuh, diet kaya protein, maupun diet kaya karbohidrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiganya bisa punya efek optimal dalam mengurangi peradangan dan cedera pada otot jantung sekaligus meningkatkan kesehatan jantung.
"Temuan kami mendukung fleksibilitas dalam pemilihan makanan untuk orang yang mencoba makan makanan yang lebih sehat dan seharusnya membuatnya lebih mudah," ungkap salah satu penulis studi, Stephen Juraschek, dikutip dari laman Spring.
Studi menggunakan tes yang sangat spesifik pada peserta dengan menganalisis sampel darah mereka. Subjek diketahui memiliki tekanan darah tinggi tetapi tidak diminta menggunakan obat apa pun untuk mengurangi kolesterol atau tekanan darah.
Para peserta hanya diminta mengonsumsi beberapa jenis makanan, yakni menu yang kaya lemak tak jenuh, menu karbohidrat, atau protein untuk jangka waktu enam pekan. Ada periode washout dari setiap penerapan diet untuk melihat hasil akurat.