REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesor riset Sensus Wijonarko dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan instrumentasi neraca air. Instrumentasi neraca air adalah sistem untuk memantau dan mengelola perubahan aktual neraca air di suatu wilayah.
"Telah dikembangkan instrumentasi neraca air berupa sistem yang tujuan akhirnya dapat mengambil keputusan sendiri secara otomatis untuk memantau dan membantu mengelola perubahan aktual neraca air di kawasan yang dikelolanya sehingga ketahanan air setempat akan membaik," kata Sensus di Jakarta, Selasa (27/7).
Sensus menyampaikan orasinya sebagai profesor riset berjudul Instrumentasi Neraca Air dalam Sistem Pengamat Hidrometeorologi Terpadu untuk Upaya Mewujudkan Ketahanan Air. Dia menuturkan bahwa instrumentasi tersebut dapat secara otomatis mengukur neraca air suatu wilayah, termasuk sub-sub daerah aliran sungai (DAS), dan dapat dikembangkan sebagai sistem pendukung pengendalian air di wilayah tersebut.
"Instrumentasi ini perlu dilengkapi instrumen pengendali untuk menambah persediaan air bersih, mengurangi pemakaian air bersih, mengolah air bekas pakai, dan mengatur jenis air sesuai peruntukannya," kata dia.
Sensus mengatakan bahwa ketahanan air suatu wilayah dapat diperkirakan berdasarkan kondisi neraca air--keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan air. Ia mengemukakan, perhitungan untukmengetahui neraca air dalam lingkup luas membutuhkan data dan keahlian dan rata-rata hasilnya mempunyai beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat dipakai untuk melihat kondisi sesaat.
"Kesulitan tersebut dapat diatasi atau dikurangi dengan metode pengukuran neraca air memakai instrumentasi neraca air yang diharapkan dapat menjadi salah satu bagian dari sistem pengamat hidrometeorologi terpadu pada masa mendatang," tutur Sensus
Instrumentasi neraca air dapat berfungsi sebagai pengkalibrasi perhitungan neraca air dan bisa digunakan untuk membandingkan neraca air di tempat-tempat yang lain bila sudah terintegrasi dalam sistem pengamat hidrometeorologi.