Selasa 27 Jul 2021 21:18 WIB

Item Survei Lingkungan Belajar Perlu Ditinjau Ulang

Item Survei Lingkungan Belajar Perlu Ditinjau Ulang

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
Item Survei Lingkungan Belajar Perlu Ditinjau Ulang. Foto: Buku (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Item Survei Lingkungan Belajar Perlu Ditinjau Ulang. Foto: Buku (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Kasiyarno menilai pertanyaan yang terdapat dalam survei lingkungan belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tidak menunjukkan ukuran evaluasi pendidikan. Menurut dia, pertanyaan-pertanyaan di dalam survei tersebut bisa menimbulkan kontroversi.

"Perlu ditinjau karena tidak sesuai dengan konteks peningkatan mutu pendidikan. Dan bahkan bisa ada potensi untuk menimbulkan kontroversi, kemudian adanya polarisasi politik, agama, ras, kesukuan itu," kata Kasiyarno, dihubungi Republika, Senin (26/7).

Baca Juga

Ia menjelaskan, pihaknya telah membaca Permendikbudristek Nomor 17 tahun 2021 tentang Asesmen Nasional (AN). Di dalam Permendikbudristek tersebut dijelaskan bahwa AN dilakukan untuk mengukur hasil belajar kognitif, non-kognitif, dan kualitas lingkungan belajar pada satuan pendidikan. Survei lingkungan belajar merupakan salah satu bagian dari AN.

AN merupakan bentuk evaluasi pendidikan, berdasarkan Permendikbud tersebut. Kasiyarno mengatakan, jika AN bertujuan untuk melakukan evaluasi pendiidkan maka mestinya pertanyaan dalam survei harus mengarah dan revelan pada konteks meningkatkan mutu pendidikan.

"Nah, setelah membaca item dalam kuesioner ini, waduh, perlu disayangkan. Kenapa itu kementerian membuat kuesioner untuk kepala sekolah, guru, tapi isinya jauh dari apa yang mestinya harus dilakukan oleh Kemendikbudristek, dalam konteks meningkatkan mutu pendidikan," kata dia lagi.

Menurutnya, di dalam kuesioner tersebut banyak isu-isu yang terkait dengan politik ras, agama, dan gender. "Jadi yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan sebagai bentuk evaluasi pendidikan, kalau ini diktakan asesmen nasional ini utk evaluasi pendidikan, ya jauh panggang dari api," kata Kasiyarno.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Balitbangbuk) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo menanggapi pertanyaan survei lingkungan belajar yang dinilai tendensius. Ia menjelaskan, survei yang sedang dijalankan merupakan pilot study di program Sekolah Penggerak.

"Jadi sebenarnya masih akan ada proses revisi berdasarkan umpan balik dan data empiris," kata Anindito.

Saat ini, sekolah yang mengisi survei tersebut merupakan sekolah-sekolah yang termasuk dalam program Sekolah Penggerak. Tujuan dari survei tersebut yakni mengukur aspek-aspek dari sekolah sebagai lingkungan yang mendukung terjadinya pembelajaran.

Hal tersebut mencakup aspek yang secara langsung berkaitan dengan pembelajaran seperti praktik pengajaran dan fasilitas belajar. Aspek lainnya yakni yang menjadi prakondisi bagi pembelajaran seperti iklim keamanan dan kebhinekaan sekolah.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement