REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menyelenggarakan Indonesia International Mathematics Competition (IIMC) 2021 pada Juli 2021. Kompetisi internasional ini akan diikuti oleh 30 negara dari lima benua di dunia.
"Ini adalah sebuah lomba event internasional yang paling bergengsi untuk bidang matematika di tingkat SD maupun SMP. Awalnya memang ini dilaksanakan pada tahun 2020, namun karena kondisi pandemi, ditunda dulu yang 2020," kata Kepala Diklat dan Lomba KPM, Herman Hadiwijaya, dihubungi Republika.co.id, Selasa (27/7).
Herman mengatakan, KPM kembali dipercaya oleh Badan Eksekutif Internasional untuk lomba dalam melaksanakan olimpiade internasional. Ia mengungkapkan, KPM menyambut baik dan merasa bangga karena KPM dipercaya untuk menyelenggarakan kompetisi ini.
Berbeda dari kompetisi lainnya sebelum masa pandemi, IIMC akan dilaksanakan secara daring. Kompetisi secara daring, kata Herman memang menjadi tantangan tersendiri bagi KPM. Walaupun demikian, KPM berupaya yang terbaik dalam menyelenggarakan kompetisi ini.
IIMC nantinya akan memiliki dua kategori yakni individu dan kategori tim. Masing-masing tim nanti akan terdiri dari empat peserta. Lomba akan dilaksanakan pada hari yang sama bagi semua peserta yang ada di Indonesia maupun di dunia.
"Masing-masing tim terdiri dari empat siswa. Itu sudah ditentukan oleh masing-masing negara. Nah, kemudian setelah itu untuk negara sendiri yang berpartisipasi di IIMC ini ada 30 negara untuk saat ini," kata dia.
Beberapa negara yang mengikuti kompetisi ini antara lain adalah Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Bolivia, Botswana, Bulgaria, Cina, Ghana, Hong Kong, India, Iran, Korea Selatan, Makau, Malaysia, Meksiko, Filipina, dan tentunya Indonesia.
Untuk Indonesia, peserta yang mengikuti olimpiade ini sebelumnya merupakan siswa yang lolos Kompetisi Sains Nasional (KSN). Setelah menjadi juara KSN, maka mereka dikirimkan ke perlombaan ini. Sementara untuk peserta dari negara lain, Herman mengatakan juga merupakan siswa terbaik dari asal mereka masing-masing. Setelah para peserta ini dipilih, dilakukan pembinaan khusus sebelum akhirnya melaksanakan lomba.
"Artinya adalah siswa-siswa terbaik di seluruh dunia," kata dia.
Adapun perlombaannya dibagi ke dalam beberapa tahapan. Pertama, siswa mengerjakan soal secara individual. Soal ini tentunya akan berbeda antara SD dengan SMP. Bagi peserta SD, mereka mengerjakan soal yang tipenya semacam isian singkat dengan waktu sekitar 90 menit.
Sementara itu, untuk tingkat SMP mengerjakan isian singkat dan soal dalam bentuk rangkaian. Peserta tingkat SMP diberi waktu sekitar 120 menit atau 2 jam. Herman menjelaskan, setelah itu semua, siswa diberi waktu istirahat sebelum nantinya mengerjakan soal tim.
Herman mengatakan, nantinya akan diberikan soal sebanyak 10, delapan soal dikerjakan di awal, dan dua soal lainnya dikerjakan terakhir bersama-sama. "Jadi selama 10 menit pertama masing-masing tim berdiskusi kemudian menentukan, setiap anggota tim akan mengerjakan nomor soal berapa saja," kata Herman.