Untuk proses belajar juga demikian. Otak anak membutuhkan energi yang didapatkan dari karbohidrat kompleks sekaligus butuh oksigen untuk bisa membuat otak tersebut melakukan proses berpikir. Oksigen akan didistribusikan ke otak kalau seorang anak aktif bergerak.
"Jadi gerakan itu sangat menentukan bagaimana mengoptimalisasi pertumbuhan anak dan juga optimalisasi berpikirnya anak, juga untuk memorinya anak," kata peraih gelar doktor dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia itu.
"Tidak hanya itu gerakan yang terstruktur dan terukur juga berdampak pada imunitas anak. Setiap gerakan anak akan menstimulasi aktivitas di dalam saluran cerna," ujar dr. Rita.
Lebih lanjut, dr. Rita menjelaskan, di dalam saluran certa terdapat mikrobiota yang bertanggung jawab untuk mengaktifkan kerja imunitas. Ini juga bertanggung jawab menyerap zat gizi yang bertugas untuk mengeluarkan hormon bahagia pada otak.