Kamis 29 Jul 2021 16:45 WIB

Kisah Sukses Naufal Abdullah, Juara International MUN

Kompetisi MUN merupakan simulasi sidang konferensi PBB untuk pelajar dan mahasiswa.

Sukses Naufal Abdullah, mahasiswa  Universitas Nusa Mandiri (UNM), peraih 1st The Best Position Paper of SOCHUM in International Model United Nations Online Conference 52.0.
Foto: Dok UNM
Sukses Naufal Abdullah, mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM), peraih 1st The Best Position Paper of SOCHUM in International Model United Nations Online Conference 52.0.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Naufal Abdullah merupakan mahasiswa Universitas Nusa Mandiri (UNM) dari program studi (prodi) Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi (FTI). Ia berhasil mendapatkan penghargaan sebagai “1st The Best Position Paper of SOCHUM in International Model United Nations Online Conference 52.0”.

Ia mengikuti kompetisi Model United Nations (MUN)  tingkat internasional, yang berlangsung secara daring, pada 10-11 April 2021 silam. Kompetisi MUN merupakan simulasi sidang konferensi United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bagi para pelajar, mahasiswa dan pemuda secara umum. Para peserta kompetisi MUN melombakan cara berdiplomasi dan menjadi representatif suatu negara untuk menyelesaikan masalah global. 

“Semua peserta menjadi representatif sebuah negara untuk membahas mengenai isu-isu internasional, sesuai dengan prosedur dan aturan-aturan sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kegiatan ini dilakukan melalui metode diskusi, diplomasi, dan negosiasi untuk mendapatkan sebuah resolusi, yang sekiranya dapat memecahkan permasalahan-permasalahan sesuai dengan topik/isu pembahasan dari permasalahan yang ada,” papar Naufal dalam rilis yang diterima Republika.co.id,  Rabu (28/7).

International Model United Nations merupakan sebuah organisasi internasional yang telah diakui oleh beberapa badan khusus United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) seperti UNDP, UNESCO, IOM, dan juga oleh Kedutaan Besar Australia di Vietnam dan Thailand. International MUN memiliki visi dan misi untuk menyatukan pemuda dari seluruh elemen masyarakat, dari berbagai belahan dunia untuk dapat belajar sekaligus berbagi ide dan informasi melalui sebuah konferensi simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baik secara offline maupun online.

Dalam kegiatan International MUN 52.0, Naufal berperan sebagai delegasi untuk mewakili negara Burkina Faso, dan menjadi komite dewan SOCHUM. Ia menjadi delegasi yang berperan sebagai representatif negara yang diwakilinya.

Naufal sukses meraih penghargaan Juara 1 “The Best Position Paper of SOCHUM in International Model United Nations 52.0”. Kompetisi tingkat Internasional ini, diikuti oleh 1.116 delegasi lebih dari 60 negara. 

“Judul Paper saya dalam Konferensi International MUN ini adalah Tracing the impact of trauma and mental healing on Asians in America due to acts of racism and xenophobia,” ungkapnya.

Selanjutnya, ia menjelaskan, alasannya mengambil judul ini adalah, karena saat ini telah banyak sekali tindakan rasisme terhadap warga atau masyarakat yang berasal dari Asia, ketika sedang berada di Amerika. Hal inilah yang membuatnya merasa bersimpati dan prihatin terhadap aksi rasisme yang sangat buruk ini.

“Pada kompetisi MUN ini, saya mampu menyuarakan hak kemanusiaan dan mengutuk tindakan rasisme terhadap warga Asia maupun semua ras, atau budaya manapun yang berada di seluruh dunia supaya tindakan rasisme ini, bisa segera diselesaikan dan tidak ada lagi rasisme di seluruh dunia,” katanya.

Selain itu, pada paper ini, ia juga memberikan solusi untuk korban rasisme ini, terutama untuk kesembuhan mental mereka. 

Naufal Abdullah, selain menjadi delegasi dan berperan jadi representatif sebuah negara, ia juga menjadi Official Campus Ambassador International Model United Nations. 

International MUN Campus Ambassador merupakan sebuah program internship yang berperan sebagai mentor. International MUN Campus Ambassador ini, sebagai wadah bagi seluruh peserta konferensi, untuk mempelajari cara bernegosiasi, berdiplomasi, juga memberikan pengalaman menarik dan bermanfaat, mengenai simulasi sidang PBB atau MUN.

“Saya berperan menjadi Brand Ambassador International MUN. Tugas saya mempromosikan program International MUN di sosial media melalui konten-konten kreatif, dan mengajak setiap orang untuk berpartisipasi dalam program International MUN. Saya membimbing mulai dari tahap registrasi, pembayaran, dan lain-lain,” jelasnya.

Program International MUN Campus Ambassador, menurut Naufal, sangat efektif untuk membangun pemimpin pemuda masa depan. Mereka juga akan mendapatkan pengalaman berharga seperti pengembangan bisnis, kepemimpinan, pemasaran, dan mewakili International Model United Nations sebagai International MUN Campus Ambassador.

“Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, International MUN telah berhasil menyelenggarakan MUN offline di lima  negara berbeda yaitu, Thailand, Vietnam, Mesir, China, dan Malaysia. Konferensi International Model United Nations Offline selanjutnya direncanakan akan diadakan pada 2021 di Korea Selatan, Filipina, dan Indonesia, serta beberapa negara-negara Asia Tenggara lainnya,” ungkapnya.

Naufal mengucap syukur dan mengaku bangga juga bahagia dengan pencapaiannya ini. Ia telah berhasil mendapatkan  predikat 1st The Best Position Paper of SOCHUM in International Model United Nations Online Conference 52.0.

“Alhamdulillah saya bersyukur sekaligus bangga telah mengikuti MUN, karena ini merupakan suatu keinginan saya sejak dulu. Program International MUN ini merupakan konferensi pertama yang saya ikuti, dan kompetisi ini diadakan secara daring selama dua hari karena terkendala pandemi Covid-19,” tegasnya.

Ia menceritakan selama mengikuti Konferensi International MUN, banyak relasi atau teman baru yang ia dapatkan untuk saling memotivasi satu sama lain.

“Banyak teman  baru yang saya temui, di  mana kami saling memberi motivasi dan dukungan untuk bisa memberi kontribusi yang baik serta mengharumkan nama bangsa di kancah internasional. Saya juga senang bisa membawa nama Universitas Nusa Mandiri (UNM),” paparnya.

Tak lupa, ia pun berpesan pada seluruh generasi muda, agar jangan pernah takut untuk bermimpi dan mencoba hal-hal baru. Sebab, batasan dalam meraih mimpi bagi seseorang adalah pikiran mereka sendiri.

“Ayo kawan, teruslah berprestasi! Jangan pernah takut untuk bermimpi dan mencoba hal baru yang belum pernah dicoba sebelumnya, karena yang menghalangi untuk maju dan bergerak sebelum berani mencoba adalah pikiran kita sendiri. Dimanapun kita berada tetaplah menjadi versi terbaik diri kita sendiri, dan jangan pernah lupa untuk selalu berdoa dan berusaha,” tutupnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement