Jumat 30 Jul 2021 16:30 WIB

Kemendikbudristek Gelar Riset Keilmuan Terapan untuk Dosen

Riset keilmuan terapan bukti penggerak solusi masalah sosial

Kemendikbudristek Gelar Riset Keilmuan Terapan untuk Dosen
Foto: republika/mardiah
Kemendikbudristek Gelar Riset Keilmuan Terapan untuk Dosen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyadari arti penting dari riset terapan vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan pendanaan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), menyelenggarakan Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri Dosen PT Vokasi. Program ini diperuntukkan bagi Dosen Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) yang didukung oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), khususnya sektor UMKM.

Tim Program Riset Keilmuan Terapan, Lilik Sudiajeng, mengatakan program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan atau riset terapan berbasis permasalahan riil di dunia industri, kerja, usaha, dan masyarakat. Program ini ditawarkan kepada para dosen di PTPPV sehingga para periset mampu berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan industri, kerja, usaha, dan masyarakat.

Lilik berkata, riset terapan sudah sering dilakukan di PTPPV. Misalnya penelitian di bidang industri kayu di Bali. "Industri yang menggunakan mesin-mesin impor tersebut belum memberi manfaat kesejahteraan kepada pekerja dan masyarakat sekitarnya," kata dia, Kamis (29/7).

Akhirnya, melalui riset yang menggandeng industri kayu, menghasilkan modifikasi mesin yang lebih bermanfaat dan meningkatkan produktivitas. Setelah hasil riset itu diukur, dapat meningkatkan produktivitas hingga 30 persen, serta meningkatkan pendapatan pekerja hingga Rp 170 ribu per bulan.

Program riset terapan vokasi patut dimanfaatkan dosen dan mahasiswa dalam menjawab persoalan di dunia industri dan dunia kerja, sekaligus menciptakan kolaborasi untuk mengatasi permasalahan sosial. Hal inilah yang mendorong tuntutan bahwa Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) diharapkan tidak sekadar menjadi lembaga pendidikan pencetak lulusan yang siap kerja di dunia industri.

Namun, diharapkan juga mampu menjadi institusi yang berperan aktif dalam menjawab tantangan dan persoalan di tengah masyarakat. Peran aktif tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui riset terapan.

Model riset terapan yang berguna bagi masyarakat juga dicontohkan oleh DigitalDesa.id, sebuah perusahaan rintisan (start-up) yang dikembangkan Sidik Permana. DigitalDesa.id, atau dikenal Digides, sejak diperkenalkan pada 2019, kini telah dipakai lebih dari 300 desa se-Indonesia.

Digides membantu teknologi yang dapat memaksimalkan keluaran sebuah pekerjaan di desa-desa. Jadi, sebenarnya desa-desa sudah siap. Tinggal industri masuk ke dalamnya. Mewakili kalangan dunia usaha, Direktur dan Owner PT Floaton Bahari Indonesia, Hery Supriadi juga melakukan riset terapan pada sektor perikanan.

Hery menciptakan konstruksi apung yang menangkap sampah dan menjadikannya bahan pembuatan pupuk organik. Heri berharap hasil risetnya dapat digunakan di berbagai wilayah sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Sebab itu, diperlukan kolaborasi riset terapan antara institusi pendidikan, industri, hingga lembaga pemerintah.

Satu contoh kolaborasi tersebut telah diupayakan oleh Kementerian Sosial melalui sejumlah program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pihaknya berkolaborasi, mengajak alumni berbagai universitas untuk aktif terlibat pada program-program sosial di Kemensos. Lembaga riset terapan, misalnya, menciptakan model desa ramah lansia dan desa sejahtera mandiri.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement