REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA -- Tahun lalu, Tesla telah mengungkap rencananya untuk mengizinkan mobil listrik non Tesla melakukkan isi ulang baterai lewat fasilitas Supercharger milik Tesla. Kini, rencana itu telah mendekati kenyataan.
Dikutip dari The Verge pada Jumat (30/7), CEO Tesla, Elon Musk mengatakan, rencana itu akan segera diwujudkan pada akhir tahun ini. Caranya pun sangat mudah, karena pengendara electric vehicle (EV) dari brand lain cukup melakukan isi ulang dengan bantuan aplikasi Tesla App.
Pengguna EV di Eropa dan China tentu akan merasa sangat dimudahkan. Karena, EV di Eropa dan China telah menggunakan colokan atau soket yang serupa.
Artinya, apapun merek EV yang digunakan tetap dapat melakukan pengisian ulang lewat Supercharger dengan sangat mudah. Bagi pengguna EV di luar China dan Eropa, maka pengguna perlu menggunakan adaptor.
Tesla Energy Lead, Drew Baglino mengatakan, strategi ini tentu akan menguntungkan bagi semua pihak. "Bagi Tesla, hal ini akan menekan costs sehingga biaya pengsian bisa diturunkan. Selain itu, fasilitas ini bisa jadi lebih menguntungkan dan mampu membuat jaringanya jadi lebih luas," kata Drew Baglino.
Bagi pengguna brand lain, kebijakan ini tentu membuat pengguna jadi lebih mudah dalam mencari fasilitas pengisian ulang. Selain itu, pengguna juga dapat melakukan pengisian ulang dengan lebih cepat.
Supercharger merupakan fasilitas pengisian ulang baterai berkecepatan tinggi yang mampu melakukan proses charging hanya dalam satu jam. Saat ini, fasilitas itu telah hadir dalam 3 ribu stasiun dengan total soket terpasang sebanyak 27 ribu plugs.