REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Mereka yang terjangkit Covid-19 sebagian ada yang mengalami kerontokan rambut berbulan-bulan setelah terinfeksi. Kerontokan rambut diduga disebabkan oleh pascaperadangan setelah terjangkit virus tersebut.
Konsultan bedah kosmetik dan plastik di Indraprastha Apollo Hospitals di New Delhi, Shahin Nooreyezdan, mengatakan, ada peningkatan jumlah orang yang mengalami kerontokan rambut setelah menderita Covid-19. Ia menyebut, ketika seseorang tertular SARS-CoV-2, tubuh akan berada di bawah tekanan. Penyakit ini memunculkan gejala fisik seperti batuk atau kehilangan indra perasa atau penciuman.
Shanin mengatakan, ada segudang masalah yang disebabkan Covid-19. Pada gilirannya, penyakit itu menyebabkan rambut mereka rontok.
"Kami telah melihat peningkatan dua kali lipat dalam jumlah pasien yang mengeluhkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut," kata Shanin, dilansir The Sun pada Senin (2/8).
"Peradangan pasca-Covid-19 telah menjadi kontributor utama di sini. Kekurangan yang disebabkan asupan nutrisi yang terganggu, perubahan berat badan yang tiba-tiba, gangguan hormonal, dan penurunan kadar vitamin D dan B12 adalah beberapa alasan utama volume besar kerontokan rambut," ungkap Shanin.
Rambut rontok dikenal sebagai salah satu gejala long Covid. Shanin mengatakan, kondisi itu bisa bertahan hingga tiga bulan.
Sementara itu, konsultan di Departemen Dermatologi di Fortis Memorial Research Institute, Sachin Dhawan, mengatakan bahwa alasan terjadinya kerontokan rambut adalah karena pertumbuhan folikel rambut terhenti akibat infeksi.
"Ini mendorong rambut ke fase kerontokan atau fase mati (fase telogen). Dan rambut mati akan rontok setelah beberapa pekan secara otomatis," ujar Dhawan.