REPUBLIKA.CO.ID, Pendidikan adalah salah satu jalan tercepat meningkatkan perekonomian keluarga di Indonesia. Pernyataan yang mengandung pesan mendalam itu lahir dari seorang Salman Subakat, CEO PT Paragon Technology dan Innovation. Kecintaanya kepada pendidikan tidak hanya sekadar lip service, tetapi diwujudkan dengan merancang ekosistem pendidikan.
Pria kelahiran Jakarta, 20 Juli 1980 itu bukan sekadar bersilat lidah. Salman berkata, dari pendidikan ia melihat migrasi sosial yang sangat cepat. Ia mencontohkan seorang anak petani yang berkesempatan menjadi kepala Research and Development dalam kurun waktu empat tahun. Kenaikan jabatan itu tidak akan cepat diraih kecuali dengan pendidikan.
"Seandainya gak pakai pendidikan saya rasa gak akan loncat (karier). Ibaratnya tidak ada katalisatornya sehingga hanya linear,” kata Salman ketika menjadi pembicara Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 yang digagas Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan didukung PT Paragon Technology and Innovation melalui aplikasi Zoom, Rabu (21/7).
Di Paragon, mimpi besarnya membangun ekosistem pendidikan di Indonesia ia mulai. Ekosistem, menurut Salman akan menyatukan semuanya, karena semuanya bisa berkontribusi. Ekosistem bisa antarpengusaha, media tipe a dengan tipe b, hubungan antardosen, kampus ke sekolah.
"Namun hal ini memiliki tantangan, maka dari itu ekosistem harus tepat,” kata Salman seraya berkata ekosistem dibangun sepanjang hayat dengan pelibatan pengusaha, perusahaan, pemerintah, media, universitas, dan masyarakat.
Selain itu, dengan inovasi ekosistem akan memiliki daya unggul karena akan muncul inovator tiga kali lipat. Bisnis juga akan berkembang tiga kali lebih cepat, sumber daya manusia di dalamnya juga 2-3 kali berkembang lebih cepat, dan risiko bisnisnya bisa tiga kali lebih kecil.
Emosional menjadi ukuran seberapa besar ekosistem sudah terbangun, seperti diskusi yang akrab dengan suasana intens sampai kultur inovasi yang terbentuk. Pria yang sepanjang pertemuan selalu menebarkan senyum itu berkata semuanya bisa menjadi sebuah life changing experience, sehingga bukan mendapatkan keuntungan fungsional, ia dan Paragon bisa menaikkan keuntungan emosional ketika berinteraksi dalam sebuah ekosistem.
Didasari hal itulah, Salman dengan bendera Paragon membidani Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) pada 2020 dengan harapan menjadi organisasi yang peduli terhadap pendidikan di Indonesia, dengan misi menempuh pendidikan dalam arus media massa dan pemberitaan menuju Indonesia emas 2045. Mimpi besar jebolan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1998 itu adalah alumni GWPP Indonesia bisa menjadi inovator di medianya, di komunitasnya dan membawa perubahan.
“Ekosistem akan terus tumbuh dan berkembang, semua terbuka bagi semua orang dan semua orang harus berkontribusi,” kata dia.
Selain GWPP, Salman juga sudah membangun sederet gerakan peduli pendidikan lainnya. Antara lain Good Leader Good Teacher, Wardah Inspiring Teacher, Semua Murid Semua Guru, Paragon Innovation Fellowship, Jabar Innovation Fellowship, Lecture Coaching Movement, Pelatihan Inspiring Lecture, INS Kayu Tanam Restoration, dan Pemimpin.id.
Dijelaskan Salman, Semua Murid Semua Guru adalah jaringan penggerak pendidikan yang memfasilitasi proses integrasi, kolaborasi, dan inovasi antar pemangku kepentingan pendidikan. Good Leader Good Teacher adalah gerakan yang mengajak masyarakat untuk berbagi pengetahuan dan inspirasi, sementara Wardah Inspiring Teacher bertujuan memberikan apresiasi kepada para guru inspiratif.
Salman menegaskan semua gerakan yang dibidaninya bertujuan mendukung pemerintah membangun ekosistem pendidikan. Namun menurut Salman semua itu tidak bisa terwujud tanpa ada kolaborasi dan dukungan semua stakeholders termasuk pengusaha.
"Dengan membangun ekosistem, maka dunia pendidikan bisa melahirkan inovasi-inovasi baru yang membangun bangsa," kata Salman.
Dunia pendidikan bisa berdampak langsung untuk masyarakat. Dengan kolaborasi bersama industri dan stakeholder menurut Salman akan terbentuk sebuah budaya inovasi yang menjadi solusi untuk permasalahan bangsa. Membangun sebuah ekosistem dimulai dari semangat gotong royong.
"Atau bisa disebut kolektif jenius bahasa kerennya. Atau menyatukan para ahli di bidangnya masing-masing, tinggal digabung-gabungkan," kata Salman.
Ia pun angkat topi terhadap program pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud-Ristek)...