REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Bali, NTB dan NTT dan Kanwil Bea Cukai Jawa Timur I memaparkan hasil capaian kinerja dan penerimaan di masing-masing wilayah kerja untuk periode semester I tahun 2021.
Kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusra, I Made Wijaya memaparkan penerimaan Bea Cukai untuk wilayah provinsi Bali dan NTT sampai dengan Semester I 2021 ini sudah mencapai Rp 309,02 miliar atau sebesar 109 persen melampaui dari target penerimaan senilai Rp 282,38 miliar, dengan cukai sebagai sektor penerimaan terbesar yakni sebesar Rp 278,44 miliar atau 112 persen dari target penerimaan cukai senilai Rp 246,64 miliar.
“Dari sisi capaian anggaran, sampai dengan semester I tahun ini, untuk Bea Cukai di Provinsi Bali dan NTT telah melampaui target realisasi anggaran yakni 40 persen dengan realisasi anggaran di Bali sebesar 54,64 persen atau Rp 28,40 miliar dari pagu anggaran Rp 45,85 miliar dan wilayah NTT sebesar 47 persen atau Rp 10,46 miliar dari pagu anggaran Rp 22,26 miliar,” paparnya.
Dari sisi pemulihan ekonomi nasional di provinsi Bali, Made Wijaya mengungkapkan bahwa Bea Cukai Ngurah Rai melakukan peningkatan kinerja logistik melalui pengembangan National Logistic Ecosystem (NLE) dan Bea Cukai Denpasar berfokus pada peningkatan ekspor komoditi melalui pelabuhan, sedangkan untuk wilayah provinsi NTT, Bea Cukai Labuan Bajo melakukan asistensi ekspor komoditas tenun, Bea Cukai Kupang melakukan asistensi ekspor olahan rumput laut Serta Bea Cukai Atambua sedang berfokus melaksanakan peningkatan ekspor produk lokal ke Timor Leste berupa pembangunan rumah potong hewan standar ekspor, serta peningkatan produksi ternak untuk diekspor.
Sementara itu, Bea Cukai Jatim I turut mencatatkan kinerja positif pada semester I tahun 2021 dengan total penerimaan sebesar Rp 31,18 triliun atau 53,25 persen dari target yang ditetapkan.
Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Timur I, Muhamad Purwantoro mengatakan dari capaian tersebut penerimaan di sektor cukai masih menjadi andalan penerimaan semester I tahun 2021. Hingga Juni 2021, penerimaan di sektor Cukai mencapai Rp 28,89 triliun atau 52,78 persen dari target yang ditetapkan. Sedangkan di sektor Kepabeanan, penerimaan bea masuk mencapai Rp 2,01 triliun atau 53,28 persen dari target dan penerimaan bea keluar mencapai Rp 278,41 juta atau 728 persen dari target yang ditetapkan.
Menurutnya, pemberian fasilitas penundaan cukai masih merupakan faktor yang memengaruhi penerimaan cukai di semester I. “Masih banyak pabrik rokok yang terkena dampak pandemi, sehingga memerlukan kebijakan pemberian penundaan untuk membantu cashflow perusahaan dan keberlangsungan usaha serta mempertahankan tenaga kerja di masa pandemi,” ujar Purwantoro.