REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rizaludin Kurniawan, S.Ag, M.Si, Pimpinan BAZNAS RI
Digitalisasi dalam pengelolaan zakat, infak dan sedekah oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) berhasil memberikan pengaruh signifikan terhadap kepercayaan masyarakat. Ini antara lain terbukti pada Program Kurban Online BAZNAS (KOB), di mana pengumpulan di tingkat pusat naik sebesar 75 persen dibandingkan tahun lalu.
Meski Hari Raya Idul Adha kali ini untuk kedua kalinya berlangsung di tengah pandemi, tetapi antusiasme dan pastisipasi publik untuk berkurban melalui BAZNAS, justru mengalami lonjakan signifikan. Ini seperti melegitimasi Indeks Kedermawanan Dunia atau World Giving Index (WGI) 2021 yang dipublikasikan Charities Aid Foundation (CAF) pada 14 Juni 2021 lalu.
Di tengah berbagai kesulitan ekonomi akibat wabah Covid-19, CAF kembali menempatkan Indonesia sebagai negara paling dermawan di dunia pada tahun 2021. Kultur filantropi inilah yang menjadi modal besar bagi bangsa untuk segera bangkit dan membangun kehidupan dalam kenormalan baru pascapandemi.
Dalam WGI tahun ini, skor RI mencapai 69 persen, naik signifikan dari skor 59 persen pada laporan tahunan terakhir, yaitu 2018. Saat itu, Indonesia juga menjadi negara paling dermawan di dunia.
Sebagai “CAF Effect”, melalui KOB, tahun ini pengumpulan hewan kurban BAZNAS melebihi target yang dicanangkan dan angkanya masih terus naik. Sekali lagi, peningkatan ini menjadi bukti Indonesia merupakan negara dengan rakyat yang dermawan, saling bahu-membahu membantu sesama di tengah segala keterbatasan. Karena itu, BAZNAS menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan seluruh mitra, termasuk balai-balai ternak, yang telah membantu pelaksanaan KOB, yang membuat daging kurban bisa tersebar ke berbagai pelosok Nusantara.
Pengelolaan program Kurban Online BAZNAS dilakukan secara sistematis, profesional dan menjamin mutu. BAZNAS memastikan pelaksanaan Kurban Online 2021 dilakukan dengan berpegang pada lima prinsip, di antaranya kesesuaian syariah, seperti waktu pelaksanaan, jenis hewan kurban, cara penyembelihan, dan layanan kepada para pekurban.
Kemudian pemberdayaan, sehingga proses pengadaan harus mengutamakan peternak mustahik, baik dalam preferensi pemilihan dan prosesnya. Dukungan terhadap peternak sehingga mereka menjadi berdaya, adalah ruh dari program ini.
Dan sebagai catatan penting, digitalisasi juga meningkatkan kualitas proses pendistribusian kurban sehingga termonitor dengan ketat dan para pekurban menerima laporan dalam waktu cepat. BAZNAS juga mengedepankan kurban online harus akuntabel. Kemudian, pada pendistribusian hewan kurban harus transparan, mengutamakan mustahik, menghindari konflik kepentingan, dan berorientasikan pada pelaporan yang disiplin dan efektif.
Daging kurban disebarkan ke masyarakat yang membutuhkan di 34 provinsi, 80 kota/kabupaten. Selain kepada dhuafa dan mustahik, daging kurban juga disalurkan kepada penyintas Covid-19 yang membutuhkan nutrisi agar kembali sehat.
Semoga kita bisa terus berbagi tiada henti untuk negeri, apalagi di tengah pandemi ini.