Kamis 05 Aug 2021 04:45 WIB

Ilmuwan Ungkap 2 Teori Melimpahnya Oksigen di Bumi

Terbentuknya oksigen mungkin disebabkan karena rotasi bumi yang melambat,

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Bumi (ilustrasi)
Foto: mgIT03
Bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, rotasi Bumi secara bertahap melambat. Hal ini mengakibatkan hari-hari di Bumi semakin lama.

Meski perlambatan Bumi tidak terlihat pada skala waktu manusia, namun perlambaran itu cukup untuk melakukan perubahan signifikan selama ribuan tahun. Salah satu perubahan itu, menurut penelitian baru dikaitkan dengan terbentuknya oksigen di atmosfer Bumi.

Baca Juga

Secara khusus, ganggang biru-hijau (atau cyanobacteria) yang muncul dan berkembang biak sekitar 2,4 miliar tahun yang lalu akan mampu menghasilkan lebih banyak oksigen sebagai produk sampingan metabolisme lantaran hari-hari Bumi bertambah panjang.

“Sebuah pertanyaan abadi dalam ilmu Bumi adalah bagaimana atmosfer Bumi mendapatkan oksigennya dan faktor-faktor apa yang dikendalikan ketika pembentukan oksigen ini terjadi,” kata ahli mikrobiologi Gregory Dick dari University of Michigan, dilansir dari Science Alert, Selasa (3/8).  

Ada dua komponen utama dalam pembentukan oksigen di Bumi. Pertama adalah putaran Bumi melambat. Kedua adalah peristiwa oksidasi hebat.

Alasan mengapa rotasi Bumi melambat adalah karena Bulan memberikan tarikan gravitasi pada planet, yang menyebabkan perlambatan rotasi. Berdasarkan catatan fosil, pada 1,4 miliar tahun lalu, satu hari atau satu kali bumi menyelesaikan rotasi hanya memerlukan waktu 18 jam. 

Komponen kedua adalah sesuatu yang dikenal sebagai peristiwa oksidasi hebat-ketika cyanobacteria muncul dalam jumlah yang sangat besar sehingga atmosfer Bumi mengalami peningkatan oksigen yang tajam dan signifikan. Tanpa oksidasi ini, para ilmuwan berpikir kehidupan seperti yang diketahui tidak mungkin muncul. 

Masih banyak yang tidak kita ketahui tentang peristiwa ini, termasuk pertanyaan- pertanyaan seperti mengapa itu terjadi dan bukan pada masa-masa sebelumnya dalam sejarah Bumi. Butuh ilmuwan yang bekerja dengan mikroba cyanobacteria untuk menghubungkan titik-titik tersebut.

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement