Kamis 05 Aug 2021 09:19 WIB

Mahasiswa Unair Olah Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar

Minyak jelantah yang dipadatkan itu diberi nama Waco-gel.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
<inyak jelantah yang diperoleh dari sejumlah hotel dan restoran (ilustrasi)
Foto: Antara

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) membuat bahan bakar dari minyak jelantah yang dipadatkan, dan diberi nama Waco-gel. Mereka adalah Muhammad Anang Jazuli, Firman Hidayat, Ningsih Putri Herman, dan Muhammad Fajar Faliasthiunus Pradipta dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), serta Haflan Alfiri Widrayat dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Anang membeberkan, proses pembuatan Waco-gel tersebut cukup menggunakan teknologi dan peralatan sederhana. Dimana limbah dari bahan bakar nabati atau minyak jelantah yang awalnya mudah menguap kemudian dipadatkan dalam bentuk biogel. "Pemilihan minyak jelantak telah melalui proses reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Minyak jelantah memiliki asam lemak yang tinggi," kata Anang, Kamis (5/8).

Baca Juga

Anang menyebutkan beberapa kelebihan produk Waco-gel. Di antaranya terbarukan, tidak menghasilkan asap selama pembakaran, tidak menimbulkan jelaga, tidak menghasilkan gas berbahaya, non karsinogenik, dan non korosif.

“Tentunya ramah lingkungan apalagi dengan bentuknya yang padat berupa gel, bisa memudahkan proses pengemasan dan pendistribusian. Selain itu sangat cocok untuk menghangatkan makanan pada industri katering atau bahkan saat berkemah,” kata Anang.

Mahasiswa Unair Olah Minyak Jelantah Jadi Bahan Bakar

 

SURABAYA -- Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) membuat bahan bakar dari minyak jelantah yang dipadatkan, dan diberi nama Waco-gel. Mereka adalah Muhammad Anang Jazuli, Firman Hidayat, Ningsih Putri Herman, dan Muhammad Fajar Faliasthiunus Pradipta dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST), serta Haflan Alfiri Widrayat dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Anang membeberkan, proses pembuatan Waco-gel tersebut cukup menggunakan teknologi dan peralatan sederhana. Dimana limbah dari bahan bakar nabati atau minyak jelantah yang awalnya mudah menguap kemudian dipadatkan dalam bentuk biogel. "Pemilihan minyak jelantak telah melalui proses reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Minyak jelantah memiliki asam lemak yang tinggi," kata Anang, Kamis (5/8).

Anang menyebutkan beberapa kelebihan produk Waco-gel. Di antaranya terbarukan, tidak menghasilkan asap selama pembakaran, tidak menimbulkan jelaga, tidak menghasilkan gas berbahaya, non karsinogenik, dan non korosif.

“Tentunya ramah lingkungan apalagi dengan bentuknya yang padat berupa gel, bisa memudahkan proses pengemasan dan pendistribusian. Selain itu sangat cocok untuk menghangatkan makanan pada industri katering atau bahkan saat berkemah,” kata Anang.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement