Jumat 06 Aug 2021 00:46 WIB

Stasiun Luar Angkasa Sempat Alami Insiden Berat, Sebabnya?

Kesalahan komputer menuyebabkan masalah di ISS.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Sebuah foto dari video yang disediakan oleh Perusahaan Luar Angkasa Negara Rusia ROSCOSMOS menunjukkan roket pembawa Proton-M dengan Modul Laboratorium Serbaguna Nauka lepas landas dari landasan peluncuran di Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, 21 Juli 2021.
Foto: EPA-EFE/ROSCOSMOS HANDOUT
Sebuah foto dari video yang disediakan oleh Perusahaan Luar Angkasa Negara Rusia ROSCOSMOS menunjukkan roket pembawa Proton-M dengan Modul Laboratorium Serbaguna Nauka lepas landas dari landasan peluncuran di Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan, 21 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) mengalami salah satu insiden terburuk dalam sejarah. Kesalahan sistem komputer dilaporkan terjadi dan menyebabkan masalah di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). 

Dilansir The Weather Network, pada 29 Juli, sebuah bagian baru dari ISS tiba dan merapat ke ujung pos orbit Rusia, bernama Nauka. Nauka adalah Modul Laboratorium Serbaguna milik Rusia.

Baca Juga

Beberapa jam setelah kedatangannya, kosmonot Rusia memeriksa koneksi Nauka ke seluruh stasiun, pendorong (thrusters) dari bagian Nauka tiba-tiba menembak. Pendorong ini membuat aliran gas terpancar terus menerus. Nauka mulai mendorong ISS keluar dări keselarasan, mengakibatkan stasiun jatuh dari ujung ke ujung saat mengorbit planet. 

Saat insiden terjadi, awak ISS, serta Roscosmos bersama dengan Badan Antariksa Amerika (NASA) bekerja dengan cepat untuk mengendalikan situasi. Pertama-tama, Roscosmos mengaktifkan pendorong pada Modul Layanan Zvezda (yang berada dalam posisi berlawanan) dalam upaya untuk mengimbangi dorongan dari Nauka. 

Pendorong kapal kargo Progress 78 yang berlabuh dan Zvelda berada di sisi berlawanan dari Nauka. Roscosmos menyebut bahwa masalah ini terjadi akibat kegagalan perangkat lunak jangka pendek yang mengakibatkan mesin modul bekerja secara keliru.

Pada awalnya NASA melaporkan bahwa ISS terlempar hanya sekitar 45 derajat dari posisinya oleh pendorong Nauka. Namun, kemudian laporan ini dikonfirmasi, menjadi sedikit lebih setelah mereka menilai insiden setelahnya.

Zebulon Scoville dari NASA mengatakan bahwa dorongan tak terduga mengakibatkan stasiun melakukan backflip lambat. Sekitar setengah derajat per detik, ISS berbelok total 540 derajat sebelum dihentikan oleh Zvezda dan Progress 78.

Dari sana, dengan tetap tidak ada cara untuk mematikan pendorong yang tidak terkendali, mereka hanya harus menunggu sampai Nauka kehabisan bahan bakar. 

Pada saat insiden ini berakhir, lab orbital seukuran lapangan sepak bola membalik ujung ke ujung, hingga satu setengah kali yang menjadi situasi tidak ideal. Jonathan McDowell, astrofisikawan di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics mengatakan bahwa ini adalah salah satu insiden yang lebih serius dalam 24 tahun sejarah ISS.

“Hilangnya kontrol sikap pada prinsipnya berisiko pecahnya secara rumit ,” ujar McDowell.

Insiden saat ini sudah berakhir. Kru ISS telah berhasil mengakses Nauka dan mengintegrasikannya ke dalam stasiun. Menurut NASA, Nauka akan berfungsi sebagai fasilitas sains baru, pelabuhan dok, dan ruang udara ruang angkasa untuk operasi di masa depan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement