Jumat 06 Aug 2021 09:00 WIB

Garuda Shield tak Cederai Kebijakan Luar Negeri Bebas Aktif

Politik luar negeri bebas aktif harus dimaknai Indonesia berteman dengan semua negara

Prajurit TNI AD berjalan usai penerjunan bersama dengan Tentara Amerika (US Army) saat Latihan Bersama Garuda Shield ke 15/2021 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD di Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Rabu (4/8/2021). Latihan penerjunan Garuda Airbone diikuti oleh penerjun dari Tentara Amerika (US Army) sebanyak 478 penerjun dan 91 penerjun dari TNI AD dengan menggunakan sembilan pesawat C-17 Globe Master yang terbang dari Guam, Amerika Serikat.
Foto: ANTARANova Wahyudi
Prajurit TNI AD berjalan usai penerjunan bersama dengan Tentara Amerika (US Army) saat Latihan Bersama Garuda Shield ke 15/2021 di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AD di Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan, Rabu (4/8/2021). Latihan penerjunan Garuda Airbone diikuti oleh penerjun dari Tentara Amerika (US Army) sebanyak 478 penerjun dan 91 penerjun dari TNI AD dengan menggunakan sembilan pesawat C-17 Globe Master yang terbang dari Guam, Amerika Serikat.

Oleh : Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional UI

REPUBLIKA.CO.ID, Latihan bersama antara TNI AD dan US Army dengan nama Garuda Shield telah berakhir dengan sukses. Bagi Indonesia yang menjalankan politik luar negeri bebas aktif, tentu latihan bersama tidak dapat dimaknai seolah Indonesia lebih mendekat dengan Amerika Serikat (AS) dibandingkan dengan negara lain, utamanya China.

Belakangan ini memang AS dan China terlibat persaingan untuk mendapatkan dominasi di berbagai belahan dunia, tetapi lebih intensif di Laut China Selatan. Indonesia bagi AS dan China menjadi negara kunci untuk diperebutkan karena nilai strategis dalam banyak aspek.

photo
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Commanding General USARPAC, General Charles A Flynn, menjadi inspektur pada upacara pembukaan Latihan Bersama (Latma) Garuda Shield ke-15 Tahun 2021 yang digelar di Puslatpur TNI AD Martapura, Batu Raja, Sumatera Selatan, Rabu, (4/8). - (Dispenad)

 

 

Dalam posisi demikian Indonesia mendapat banyak tawaran yang datangnya dari kedua negara yang memperebutkannya. Mulai dari utang luar negeri, pemberian vaksin gratis, hingga latihan bersama antarmiliter. Tawaran ini diharapkan Indonesia lebih condong ke salah satu pihak.

Bagi Indonesia tentu tawaran-tawaran yang diberikan tidak perlu ditolak, justru harus diterima dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan nasional. Politik luar negeri bebas aktif harus dimaknai sebagai Indonesia berteman dengan semua negara dan menerima berbagai tawaran dari negara manapun sepanjang tidak menciderai kepentingan Indonesia. Politik luar negeri Indonesia harus mengabdi pada kepentingan nasional.

Dalam konteks demikian Garuda Shield yang merupakan latihan bersama Angkatan Darat Indonesia dan AS di tidak dapat dimaknai sebagai Indonesia condong ke AS. Bahkan merupakan persepsi yang salah bila Garuda Shield dianggap menciderai politik luar negeri bebas aktif.

photo
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa, dan Commanding General USARPAC, General Charles A Flynn, menjadi inspektur pada upacara pembukaan Latihan Bersama (Latma) Garuda Shield ke-15 Tahun 2021 yang digelar di Puslatpur TNI AD Martapura, Batu Raja, Sumatera Selatan, Rabu, (4/8) - (Dispenad)

 

Sebagaimana ditegaskan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa, tujuan utama dari latihan bersama ini adalah agar prajurit AD yang terlibat dapat mengembangkan jejaring mereka dengan para prajurit AS. Di samping tentunya saling menimba pengalaman dan pengetahuan teknik berperang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement