REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek, Paristiyanti Nurwardani mengatakan yang paling mengesankan dalam perkuliahan adalah inovasi pembelajaran dari luar kampus. Ia menyebut, kebutuhan inovasi dalam era digital dan industri 4.0 yang paling dibutuhkan adalah soft skill.
"Semua bisa didapatkan dari dosen, tapi berkomunikasi, berkolaborasi, mengidentifikasi masalah, curiosity, keinginan-keinginan untuk berbuat baik kemudian mencari solusi itu semuanya ada pada saat kita bekerja dengan teman industri," kata Paris, di Jakarta, Jumat (6/8).
Menurut dia, di dunia industri akan ada masalah yang nyata. Mahasiswa sebagai intelektual harus memiliki solusi. "Jadi problem based solving tiap hari harus dilakukan dan nggak bisa sendirian, harus kolaborasi, kolaborasi, dan kolaborasi," kata Paris menegaskan.
Ia berharap mahasiswa tidak menyia-nyiakan kesempatan dalam program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB). Di dalam program ini, mahasiswa bisa mengembangkan kompetensi khususnya soft skill.
Ketua Subpokja Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Nurhadi Irbath menambahkan program MSIB, menjadi daya tarik utama bagi para mahasiswa untuk mengeksplorasi diri dalam dunia kerja nyata. Sebanyak 104.645 mahasiswa telah mendaftar di berbagai perusahaan dalam program MSIB dengan total 1.012.353 pengaplikasian dari beragam kategori yang disediakan hingga 31 Juli 2021 lalu.
Sementara itu, Tim Subpokja Magang dan Studi Independen Bersertifikat, Ayu Purwarianti juga menceritakan pengalamannya sebagai dosen mengenai bagaimana pentingnya memperkaya pengetahuan mahasiswa. Tidak hanya berdasarkan ilmu kompetensi namun juga proyek nyata yang ada di dunia kerja nyata.
"Mahasiswa butuh pengalaman yang kaya, mereka butuh pengalaman yang sangat banyak bukan hanya dari dosen yang ada kampus, tapi mereka juga butuh pengalaman itu dari industri," kata Ayu.