REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak cuma lezat, buah blueberry juga kaya nutrisi. Satu porsi blueberry memiliki 84 kalori dan 3,6 gram serat, juga menawarkan 16 persen dari asupan vitamin C harian yang direkomendasikan.
Belum lagi kandungan vitamin K, mangan, asam fenolik, quercetin, anthocyanidins, dan senyawa lain dengan aktivitas antioksidan. Meski begitu, menyantap buah ini secara berlebihan juga tidak baik.
Alasannya, serat dalam blueberry relatif tinggi. Ketika dikonsumsi terlalu banyak dapat memicu perut kembung, gas, diare, dan kekurangan mineral. Para peneliti dari Duke University memberikan pedoman konsumsi maksimal.
Umumnya, perempuan tidak boleh menyantap lebih dari 25 gram serat makanan per hari. Untuk pria, batasannya tidak lebih dari 38 gram per hari. Dengan kata lain, makanlah blueberry tidak lebih dari tiga atau empat cangkir.
Selain beberapa efek yang sudah disebutkan, makan terlalu banyak blueberry juga dapat menyebabkan penambahan berat badan dan gula darah tinggi. Satu porsi blueberry mengandung 21 gram karbohidrat dan 14,7 gram gula.
Sebagai perbandingan, stroberi dalam jumlah yang sama hanya mengandung 11 gram karbohidrat serta tujuh gram gula dalam bentuk fruktosa. Kandungan gula pada semangka, jeruk, dan buah-buahan lainnya malah jauh lebih rendah.
Jika seseorang makan tiga cangkir blueberry per hari, maka dia mendapat asupan 65 gram karbohidrat dan 44 gram gula. Hal tersebut dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan hiperglikemia dalam jangka panjang.
"Tidak perlu sepenuhnya dihindari karena alasan itu, hanya saja perlu dikonsumsi dalam porsi yang wajar dan disantap bersama makanan lain," kata ahli gizi Jen Bruning, dikutip dari laman Health Digest, Jumat (6/8).
Agar benar-benar aman, blueberry bisa disantap 1,5 hingga dua cangkir per hari untuk perempuan dewasa. Rekomendasi untuk pria dewasa adalah menyantapnya sebanyak dua sampai 2,5 cangkir per hari.
Pedoman itu sebaiknya benar-benar diperhatikan. Pasalnya, masih ada dampak buruk lain apabila tidak mengikuti aturan konsumsi blueberry yang sudah disarankan dan disebarluaskan para pakar.
Buah blueberry dapat meningkatkan risiko pendarahan apabila dikonsumsi berlebihan. Ini berkaitan dengan kandungan vitamin K di dalamnya. Secangkir blueberry memberikan 25 persen asupan vitamin K harian.
Nutrisi yang larut dalam lemak ini mendukung pembekuan darah dan kesehatan tulang. Masalahnya, vitamin K juga dapat berinteraksi dengan warfarin dan pengencer darah lainnya, yang menyebabkan peningkatan risiko perdarahan.
Pasien yang mengonsumsi pengencer darah tidak boleh mendapat vitamin K melebihi jumlah harian yang disarankan. Tepatnya, sebanyak 90 mikrogram untuk perempuan dewasa dan 120 mikrogram untuk pria dewasa.
Selain itu, blueberry mengandung salisilat. Orang yang sensitif atau alergi terhadap salisilat mungkin mengalami ruam, diare, sakit perut, gatal-gatal, peradangan, dan reaksi merugikan lainnya setelah makan blueberry.
Mereka yang alergi atau sensitif terhadap senyawa ini masih bisa makan blueberry dalam jumlah sedikit. Salisilat juga terkandung secara alami dalam berbagai macam buah-buahan, sayuran, dan produk hewani.
Rumah Sakit Royal Berkshire merekomendasikan konsumsi makanan tinggi salisilat bersama buah ara segar, apel, lemon, kubis, susu, biji-bijian, biji-bijian, daging, dan ikan. Bisa juga dengan makanan atau minuman rendah salisilat lainnya.
n Shelbi Asrianti