Selasa 10 Aug 2021 11:39 WIB

Perempuan India Galakkan Penggunaan Tanaman Obat dan Rempah

Sekitar 65 persen populasi India bergantung pada obat-obatan tradisional. 

Batang rempah (ilustrasi)
Foto: Thekitchn
Batang rempah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Di India, sebuah gerakan akar rumput yang terdiri dari perempuan menggalakkan penggunaan tanaman obat dan rempah-rempah lokal untuk pengobatan tradisional. Kuilappalayam, adalah sebuah desa kecil di negara bagian Tamil Nadu di India Selatan.

Di sini, di toko kecilnya, Parvathi Nagarajan menawarkan obat dari tumbuhan kepada pembeli. Parvati sudah memimpin sebuah gerakan akar rumput sejak 20 tahun lalu. Mereka berusaha menjaga keragaman hayati di kawasan itu, dengan cara menghidupkan kembali penggunaan rempah-rempah dan tumbuhan obat di sana. 

Baca Juga

Kawasan tanaman organik Kaluveli, tempat Parbathi berasal merupakan daerah asal lebih dari 800 spesies tumbuhan asli. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, sekitar 65 persen populasi India bergantung pada obat-obatan tradisional. 

Namun perubahan iklim dan pemanenan tumbuhan berkhasiat yang sangat berlebihan telah menyebabkan langkanya tumbuhan-tumbuhan obat. Sekitar 300 spesies di India sekarang menghadapi ancaman kepunahan. 

Kelompok mandiri bantu perempuan dan jaga lingkungan

Ia mendirikan kelompok mandiri bernama Kaluveli Sustainable Livelihood Women's Federation atau KSLWF. Kelompok ini yang membantu kaum perempuan membuat kebun bagi sekitar 40 tanaman obat, kosmetik dan makanan organik. Banyak perempuan yang mereka bantu, baru pertama kalinya mencari nafkah sendiri.  

Tumbuhan obat mereka panen tanpa merusak, dari hutan-hutan sekitar, dan kebun pribadi. Kemudian mereka keringkan, dan olah dengan tangan. Itu semua dijual dengan harga murah di desa-desa sekitar, dan di sejumlah pameran pangan organik. 

 “Jika dilihat di desa kami, misalnya, masalah kesehatan yang paling banyak diderita adalah sakit punggung dan lutut,“ kata Parvathi.

Untuk mengobati, Parvathi dan timnya menggunakan rempah-rempah dari daerah sekitar untuk membuat minyak yang meringankan rasa sakit. “Kami juga menunjukkan penggunaannya,“ kata Parvathi.

Desa terpencil Nadukuppam adalah salah satu kawasan paling dirugikan di distrik itu. Dulu, prempuan bekerja sebagai pekerja murah di pertanian. Di samping itu juga ada sejumlah perempua di sini yan berstatus sebagai istri yang kehilangan hak. Kini, lewat perusahaan kecil Amirtha Herbal Enterprise, mereka bisa sedikit lebih mandiri.

Rajeshwari U, yang bekerja pada Amirtha Herbal Enterprise bercerita, “Keluarga saya tidak memperbolehkan saya sekolah tinggi. Saya menikah segera setelah selesai kelas 12.“ 

Setelah anaknya berumur setahun, ia ikut pertemuan kelompok mandiri, dan mengajak semua orang yang tertarik bekerja dengan rempah-rempah. Awalnya ia ragu-ragu apa bisa bekerja sambil mengasuh anak, juga apakah bisa bekerja sama dalam tim. Tapi ternyata ia bisa.

 

sumber : DW
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement