Kamis 12 Aug 2021 00:05 WIB

Kurang Tidur Pascamelahirkan? Waspada Cepat Tua

Kurang tidur pascamelahirkan membuat ibu bisa menua lebih cepat.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Kurang tidur pascamelahirkan membuat ibu bisa menua lebih cepat.
Foto: PxHere
Kurang tidur pascamelahirkan membuat ibu bisa menua lebih cepat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurang tidur dalam jangka waktu enam bulan setelah melahirkan bisa memberikan dampak besar bagi umur biologis ibu. Kondisi tersebut dapat membuat umur biologis sang ibu menua lebih cepat.

Hal ini diketahui melalui sebuah studi terbaru yang melibatkan 33 calon ibu yang sedang mengandung. Melalui studi ini, peneliti melakukan analisis terhadap DNA para calon ibu untuk menentukan umur biologis mereka.

Baca Juga

Satu tahun setelah melahirkan, peneliti mendapati adanya perbedaan signifikan pada umur biologis para ibu yang kurang tidur di masa enam bulan pertama setelah mereka melahirkan. Para ibu yang tidur kurang dari tujuh jam per malam dalam kurun waktu tersebut memiliki umur biologis yang lebih tua 3-7 tahun dibandingkan para ibu yang mendapatkan cukup tidur.

Para ibu yang kurang tidur juga memiliki telomer yang lebih pendek di dalam sel darah putih mereka. Telomer merupakan bagian DNA yang ditemukan pada ujung dari tiap kromosom menurut Your Genome. Studi dalam jurnal Sleep Health mengungkapkan bahwa telomer yag lebih pendek berkaitan dengan masalah kesehatan serius.

"Kesehatan tidur sama pentingnya seperti pola makan dan olahraga bagi kesehatan secara keseluruhan," ujar ketua peneliti dari University of California Profesor Judith Carroll, seperti dilansir Mail Online, Rabu (11/8).

Profesor Carroll mengungkapkan bahwa efek dari kekurangan tidur di bulan-bulan awal pascamelahirkan pada kesehatan fisik dapat bertahan lama. Hal ini sejalan dengan temuan dalam sebuah studi berskala besar lain.

Studi tersebut menemukan bahwa tidur kurang dari tujuh jam per malam dapat membawa pengaruh buruk bagi kesehatan. Kondisi tersebut juga meningkatkan risiko penyakit terkait usia.

Sayangnya, kekurangan tidur tampak cukup umum dialami oleh para ibu di masa enam bulan hingga satu tahun pascamelahirkan. Berdasarkan studi, lebih dari setengah ibu yang baru melahirkan hanya tidur kurang dari tujuh jam per malam.

Berdasarkan temuan ini, Profesor Carroll mengimbau para ibu yang baru melahirkan untuk tidur setiap kali memiliki kesempatan. Misalnya, tidur siang saat bayi mereka tertidur. Ibu baru juga dianjurkan menerima bantuan dari pasangan, pihak keluarga, atau teman dalam mengurus bayi.

Peneliti lain sekaligus profesor ternama di bidang psikologi dan psikiatri dari UCLA, Christine Dunkel Schetter, mengatakan penuaan umur biologis akibat kurang tidur memang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan pada perempuan. Akan tetapi, hal ini tidak serta-merta langsung menyebabkan masalah pada tubuh perempuan.

"Kami tidak ingin para ibu mendapatkan kesan bahwa mereka mengalami kerusakan permanen akibat merawat bayi dan kekurangan tidur," ujar Schetter.

Schetter menambahkan, dia dan tim belum mengetahui apakah efek penuaan umur biologis ini bertahan lama atau tidak pada ibu yang baru melahirkan dan kekurangan tidur. Terlepas dari itu, peneliti mengatakan semakin tua umur biologis atau epigenetik seseorang, semakin besar pula risiko penyakit dan kematian dini yang perlu diwaspadai. Studi terbaru ini telah dipublikasikan oleh tim peneliti UCLA dalam jurnal Sleep Health.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement