Kamis 12 Aug 2021 12:22 WIB

Penyakit Tropis Melioidosis Renggut Nyawa Dua Warga AS

Melioidosis ditemukan pada orang yang tak punya riwayat perjalanan ke wilayah tropis.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Balita penyintas melioidosis, Lylah Baker, sempat dirawat selama sebulan di ICU sebuah rumah sakit di Dallas setelah jatuh sakit pada Mei. Anak perempuan berusia empat tahun itu mengalami kerusakan otak akibat penyakit tropis tersebut.
Foto: GoFundMe
Balita penyintas melioidosis, Lylah Baker, sempat dirawat selama sebulan di ICU sebuah rumah sakit di Dallas setelah jatuh sakit pada Mei. Anak perempuan berusia empat tahun itu mengalami kerusakan otak akibat penyakit tropis tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) tengah menyoroti temuan penyakit langka melioidosis di negaranya. Terdapat dua kasus kematian dan dua pasien penyintas penyakit tersebut di AS.

Melioidosis lazimnya dijumpai di negara beriklim tropis, khususnya Asia Selatan dan Australia utara. Sekarang, kasusnya terdeteksi di Georgia, Kansas, Texas, dan Minnesota. Kasus lain diketahui ada di Kepulauan Virgin dan Puerto Rico, Karibia.

Baca Juga

Melioidosis disebabkan infeksi bakteri Burkholderia pseudomallei. Pengidap biasanya melakukan kontak langsung dengan air dan tanah yang terkontaminasi bakteri, menghirup udara yang terkontaminasi, atau mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Gejala melioidosis beragam dan dapat disalahartikan sebagai gejala dari penyakit lain, seperti pneumonia dan tuberkulosis (TBC). Beberapa di antaranya ialah batuk, sesak napas, kelelahan, mual, muntah, demam, ruam tubuh, serta kejang-kejang.

Waktu munculnya gejala melioidosis bisa bervariasi, umumnya dua sampai empat pekan setelah paparan bakteri. Kondisi yang juga dikenal dengan nama penyakit Whitmore ini dapat berakibat fatal apabila tidak berhasil ditangani.

Penyelidik CDC telah mengambil lebih dari 100 sampel tanah, air, dan produk yang digunakan di dalam dan di sekitar rumah setiap pasien untuk menemukan hubungan antara keempat kasus tersebut. Sejauh ini, tidak ditemukan sumber yang sama.  

Baca juga : Jakarta Herd Immunity, Epidemiologi: Wah Masih Jauh Sekali

Namun, pengurutan genom bakteri mengungkap bahwa keempat kasus kemungkinan terkait. CDC meyakini penyebab masuknya kasus ke AS adalah produk impor seperti makanan, minuman, perawatan pribadi, produk pembersih, atau obat-obatan.

Sekitar selusin kasus melioidosis terdeteksi setiap tahun di AS, hampir semuanya terkait dengan aktivitas perjalanan. Kali ini, untuk pertama kalinya pakar kesehatan melihat penyakit yang tampaknya berasal dari AS dan berdekatan.

Faktor risiko penyakit ini termasuk diabetes, penyakit hati atau ginjal, penyakit paru-paru kronis, kanker, dan kondisi lain yang melemahkan sistem kekebalan. Salah satu kasus melioidosis terkini menyerang anak perempuan berusia empat tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement