REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa bulan ini kasus Covid-19 kembali meningkat di seluruh negara. Vaksinasi pun terus digenjot agar masyarakat memiliki kekebalan tubuh menghadapi virus.
Dalam hal ini, masyarakat pun ingin mendapatkan vaksin ketiga atau suntikan booster. Namun, suntikan tersebut diperlukan atau tidak masih diteliti lebih lanjut.
"Kapan suntikan booster diperlukan? apakah itu empat bulan setelah Anda mendapatkan dosis kedua? atau apakah itu akan menjadi satu tahun atau beberapa tahun setelahnya? dalam beberapa hal, kami masih mencari tahu ini,” kata Direktur Medis Asosiasi dari Departemen Darurat di Rumah Sakit Umum Tampa, Amerika Serikat Jason Wilson dikutip dari wfla.com pada Jumat (13/8).
Kemudian, ia melanjutkan jika masyarakat memiliki sistem kekebalan yang sehat dan menyelesaikan rangkaian yang direkomendasikan berarti vaksin itu berhasil. Ini menghasilkan antibodi penawar yang melawan virus.
"Seiring berjalannya waktu, para peneliti percaya, tingkat penurunan dan booster akan membawa Anda kembali ke tempat Anda sebelumnya, lebih banyak antibodi dan perlindungan yang lebih kuat. Ada orang yang mendapat vaksin ini pada Juli 2020 yang masih memiliki antibodi tinggi,” kata dia.
Ia menambahkan karena waktu uji klinis, ia tahu kalau masyarakat terlindungi setidaknya selama satu tahun dan bahkan dengan antibodi yang berkurang, vaksin kemungkinan besar akan mencegah penyakit parah.
"Terutama pasien transplantasi kami cukup datar dalam hal respons antibodi mereka bahkan setelah vaksinasi. Kami prihatin dengan pasien-pasien itu dan kami mungkin hanya perlu memberi mereka lebih banyak vaksin," kata dia.
Diketahui, sekelompok kecil orang Amerika memang memiliki sistem kekebalan yang lemah. FDA diharapkan untuk mengesahkan dosis vaksin ketiga untuk kelompok itu dalam waktu dekat.